Kamis, 12 Februari 2009

membiasakan diri untuk berkreatifitas

MEMBIASAKAN DIRI
UNTUK MENUMBUHKAN KREATIFITAS
Oleh: Maswan

Imajinasi dapat menguasai dunia dan menguasai kehidupan. Tanpa imajinasi, kita tidak akan dapat bekerja dengan sempurna. Kita tidak dapat bekerja sampai orag lain mau bekerja dengan kita, kecuali kalau mental berada di bawahnya, bahkan pemenuhan diri tergantung pada pemakaian imajinasi.
Hal-hal diatas memerlukan imajinasi yang kreatif. Dalam kehidupan dari waktu-kewaktu kita menggunakan imajinasi yang kuat dalam hubungan dengan orang lain.
”Pikir dulu sebelum berbicara”, demikian mungkin kita berkata. Jangan hanya menimbang apa yang sedang kita bicarakan, tetapi juga harus membangun dan membayangkan apa akibat dari perkataan kita itu. Sebagian besar laku tidak sopan, menyebabkan perasaan tidak suka itu, disebabkan oleh kegagalan kita menggunakan imajinasi dalam tindakan tersebut. Banyak orang gagal menjalin hubungan dengan sesamanya, tetapi karena ketidakmampuannya menem[atkn diri dalam kekuasaan orang lain, hal ini karena tidak menempatkan imajinasinya.
Dengan mambiasakan diri kita dapat menumbuhkan kreatifitas, dan dengan latihan yang lebih aktif, kita dapat membuat diri melebihi orang lain. Setelah itu, kita mempraktekan apa yang disebut psikologi terapi, yaitu cermin imajinasi dari kesadaran diri seseorang ke dalam diri orang lain. Untuk dapat bekerja pada orang lain dengan baik, kita tidak hanya harus berimajinasi untuk orang lain saja, tetapi juga harus berkreatifitas. Atas dasar pengertian tersebut, kita dapat merubah sesuatu atu dengan kata ”you can change the world” anda mampu merubah dunia.
Imajinasi dalam Hubungan dengan Perkawinan
Seperti yang diktakan oleh Ian Maclaren, ”Kita berdosa terhadap kekasih kita, bukan karena kita tidak mencintainya, tetapi karena kita tidak memikirkannya”.
Dalam jalinan kehidupan perkawinan dapat juga tumbuh kebahagiaan, damai dan ketentraman, tetapi sebaliknya kadang juga terjadi pertengkaran dan percecokan. Kalau kita menghendaki tercapainya kehidupan yang bahagia, dapat diatasi melalui pemikiran yang kreatif.
Pemilihan waktu yang tepat adalah kunci bagi kelangsungan perkawinan. Ada kasus dalam keluarga, seorang isteri mengatakan, ”Berkali-kali, selama beberapa tahun suami saya dan saya menghadapi bencana yang hampir mengundang perceraian. Salah seorang diantara kami atau kami berdua selalu menggunakan waktu untuk berpikir yang dapat menghasilkan hubungan yang lebih baik dan lebih kuat yang dapat mendiginkan kemarahan kami. Saya percaya bahwa dalam perkawinan apa pun, waktu tetap memegang peranan pokok”
Penggunaan waktu sebagai alat merupakan salah satu dari sejumlah ide yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan perkawinan. Imajinasi tidak hanya berperan sebagai kunci memecahkan masalah diatas, tetapi juga dapat menjadi kunci bagi keberhasilan perkawinan.
Pekerjaan Rumah Memerlukan Imajinasi
Pekerjaan pengaturan rumah tangga bagi kebanyakan kaum isteri banyak memerlukan imajinasi jauh lebih banyak dibanding dengan pekerjaan suami. ”Bagaimana saya dapat menyelesaikan tugas ini? Bagaimana saya dapat menyuruh anak saya tidur tepat pada waktunya?” pertanyaan seperti itu banyak yang dimanfaatkan oleh kaum isteri untuk merangsang akal kreatifitas dari hari kehari, mulai pagi sampai malam hari.
Berbelanja tentu memerlukan pemikiran yang gesit, dan semakin kecil belanja semakin banyak imajinasi yang diperlukan untuk merancang hidangan. Misalnya, seorang suami mungkin menganggap membeli daging sebagai hal yang rutin dan mudah, tetapi bila ia dapat makan gulai daging selezat daging yang lunak dengan harga yang jauh lebih murah, maka suami akan mengucapkan syukur, karena isterinya telah memanfaatkan imajinasinya untuk menghemat uang belanja.
Banyak penulis, aktor dan penulis mempraktekan seni yang berhubungan dengan kegiatan dapur tersebut. Mereka mengakui bahwa memasak merupakan salah wadah latihan kreatifitas yang praktis. Hampir setiap hidangan memerlukan penemuan beberapa cara baru untuk membuat hidangan itu lebih menggiurkan. Dan, dalam memasak tidak ada batasan resep yang dapat kita temukan. Dalam upaya menemukan bahan dan cara memasaknya yang baru dapat menantang imajinasi kaum ibu.
Menyetrika juga memerlukan imajinasi. Pekerjaan ini lebih memberikan kesempatan pada kaum wanita untuk melatih imajinasi. Mereka dapat berpikir kreatif dengan sangat baik, waktu menyetrika. Pekerjaan apapun yang memerlukan perhatian khusus pada suatu titik, dengan membiarkan pikiran kreatif bebas, bekerja akan merupakan bantuan yang praktis bagi konsentrasi mental. Dengan kata lain, itu ibarat mata yang memandang pada satu sumber cahaya, seperti yang biasa dilakukan oleh hipnotis.
Barang hias untuk memperindah rumah memerlukan banyak imajinasi. Seorang wanita bukanya menutupi pot bunganya yang kotor melainkan menggosoknya agar tampak indah. Bahkan, pad segi lain mengganti warna tirai, seprei kasur tidak pernah bosan. Seorang ibu rumah tangga yang kreatif akan selalu memperhatikan hal-hal yang kecil termasuk mengganti tirai dan seprei kasur setiap saat sehingga dapat menambah daya tarik setiap orang.
Kita dapat menggunakan iamjinasi dalam merencanakan ukuran, karakter, warna dan pemasangan gambar. Dalam hal keindahan rumah ini, peranan ide dapat menggeser kedudukan uang. Keserasian memasang gambar, menuntut imajinasi yang tinggi. Dan ini akan membuat ruangan atau dinding yang dipasangi gambar tersebut dapat menarik. Ini biasanya dilakukan oleh seorang ibu.
Kreatifitas Membantu Memecahkan Masalah
Sebagai orang tua diharapkan dapat membangkitkan diri untuk melakukan sesuatu dengan mengubah tempat. Orang tua dapat duduk bersama dengan anak-anak, dan dengan hati-hati membahas persoalan. Anak-anak mengajukan pada orang tuanya masalah hukuman yang harus diberikan. Pada pertemuan itu, hukuman yang dipilih anak adalah seperti yang dikatakan oleh orang taunya, ”Nak, saya pikir kamu terlalu keras pad dirimu sendiri. Kamu sekarang tidak boleh bermain bola seminggu penuh, tetapi hanya empat kali saja, dan ini merupakan hukuman yang cukup”.
Pada sisi lain, sebagai orang tua tidak boleh bersikeras kepada anak-anaknya. Hanya gara-gara terlambat makan siang, seorang ibu marah-marah dan berkata macam-macam. Bahkan tidak boleh melakukan tindakan yang kurang mendidik, misalnya dengan memaksakan anaknya untuk makan sampai habis, sehingga anaknya muntah-muntah.
Apabila orang tua secara imajinatif mendisiplinkan anak-anaknya, maka mereka berarti membantu anak dengan bahaya yang lebih kecil dalam membina hubungan baik daripada dengan cara membentak-bentak dan memaksakan anaknya. Dengan mencoba strategi ini, para orang tua tidak hanya dapat menjaga rumah tangganya lebih bahagia saja, tetapi juga menjaga imajinasi mereka lebih berkembang dengan baik.
Imajinasi Perlu untuk Memahami Diri Sendiri
Baik bagi orang yang sudah menikah atau belum, pemakaian imajinasi yang aktif dapat memungkinkan setiap orang mendapatkan lebih banyak hal dari hidup ini, bahkan dapat membuat kepribadian lebih menarik. Prof. H.A Overstreet, mengatakan, ”Orang yang kreatif jauh lebih menarik dari pada orang yang tidak kreatif. Mereka, seolah-olah menjadi kelas manusia tersendiri, yang berada pada suatu tingkat evolusi yang lebih tinggi. Mereka dapat melihat apa yang kira-kira akan terjadi, dan kekuatan ini merupakan salah satu ciri utama yang membedakan mereka dengan jenis manusia lain”.
Mengenai memahami diri sendiri, kesenangan sebagian besar bergantung pada kreatif tidaknya kita, sebaliknya sebagian besar keresahan bersumber dari tidak dipakainya bakat kita. Bakat secara ajeg membutuhkan penyaluran. Lebih dari itu, bakat juga secara ajeg membutuhkan perkembangan. Bila kita membendungnya, maka ia akan menyiksa kita sendiri. Dengan demikian penyebab dari ketidakpuasan kita seringkali dapat dilacak kembali dari kegagalan melatih bakat kreatif kita. Benyamin Franklin pernah menyatakan, ”Berhenti berpikir secara kreatif, sama halnya berhenti untuk hidup”.
Untuk mempertinggi sumber kebahagiaan, kita dapat memanfaatkan pengetahuan yang kita miliki dalam pikiran kita agar terlatih dengan baik untuk memikirkan diri sendiri dari segala tantangan dan kesulitan. Meskipun kita tidak dapat menngangkat diri kita melampaui batas yang kita miliki, tetapi paling tidak dapat membantu diri mengatasi tantangan kehidupan dengan kekuatan imajiasi kita.
Semangat yang kuat dapat menjadi melemah. Hal ini sumber penyebabnya adalah bermacam faktor, termasuk tekanan batin. Dan ini dapat dimengerti, bahwa tekanan batin dapat membuat segalanya sumbang, langkah-langkah pasti menghadapi kenyataan hidup semakin tidak menentu.
Namun kadang juga, perasaan sedih yang menimpa kita jarang sekali disebabkan oleh sesuatu yang menghancurkan. Keadaan seperti itu dapat dicegah atau dikurangi dengan memakai imajinasi kreatif yang benar.
Jangan hanya bermuram durja, kita dapat menulis kasus yang menimpa kita. Keuntungannya, kasus itu tidak akan telihat mengerikan di dalam tulisan. Bahkan kadang menggelikan, sehingga membuat kita tertawa sendiri. Cara ini dapat mengurangi beban mental yaitu dapat membuka pintu berpikir kreatif terhadap diri sendiri.
Kita juga dapat melakukan beberapa latihan fisik, dan yang terbaik dari semua itu adalah latihan kreatifitas.
Orang tua juga perlu mendidik anaknya untuk menjadi kreatif pada diriya sendiri. Misalnya ada anak yang resah dan merengek-rengek minta sesuatu. Orang tua meski dapat membuat pertanyaan pada diriya sendiri, ”Apa yang dapat dan harus saya lakukan?”. hal ini dapat membuat kita untuk menjawab, dan juga akan timbul keinginan orang tua untuk memerintahkan anaknya, dan berkata, ”kemarilah anakku, katakanlah apa yang kamu ingini. Coba tulis apa yang kamu senangi. Saya ingin kamu dapat menemukan banyak kesenangan. Dan, kamu akan mengetahui, dengan menulis daftar tersebutlah kamu akan memperoleh banyak kesenangan”. Dengan demikian, kalau orang tua sudah mengetahui kesenangan anaknya, akan dapat menentukan langkah dan dapat berpikir kreatif untuk memenuhi keinginan anaknya tersebut.
Ungkapan ide, dan penggunaan ide merupakan sumber kesenangan dan keharmonisan keluarga. Dalam kehidupan keluarga, kalau diantara anggota banyak mengeluarkan ide baru, akan membuat suasana keluarga harmonis dan mantap. Lantaran masalah-masalah yang timbul dengan mudah terpecahkan bersama. Ini dapat terjadi kalau keluarga sering melakukan pertemuan atau berkumpul dalam pemerolehan ide.
Juga, ketika tahu kalau kita selama dalam suasana yang tidak dihindari. Kita akan dapat membantu jika menggunakan dan mengemudikan imajinasi untuk menghadapi. Misalnya seorang suami yang terserang penyakit berkata pada isterinya, ”Bila keadaannya harus begini, saya baru akan sembuh minggu yang akan datang, dan selama beberapa hari ini saya akan muram durja”. Seminggu kemudian kita, dapat kembali bekerja walaupun masih dalam keadaan kepayahan. Bahkan kitapun akan lebih sedih lagi kalau kita tidak menggunakan imajinasi untuk mempersiapkan diri dalam menantang kemerosotan mental tersebut.
Kita dapat menghilangkan kecemasan dari pikiran kita dengan memasukkan sesuatu yang kreatif ke dalamnya, dan imajinasi sebagai penunjangnya.

Sebagai akhir pembahasan, kita dapat menelaah uraian dibawah ini:
Imajinasi dapat membuat manusia menjadi lebih tinggi dari binatang, kata Shakespeare.
Imajinasi menguasai dapat menguasai dunia. Kata Disraeli.
Imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan, kata Einstein.
Kita dapat mengabaikan pernyataan tersebut, akan tetapi kita pasti setuju dengan Dr. Guilfors, bahwa imajinasi telah lama dilupakan dengan menyedihkan.
Pada umumnya kita lupa, bahwa hampir setiap orang memiliki imajinasi kreatif, paling tidak punya potensi. Kita gagal menemukan dalam berbagai cara untuk mengembangkan bakat kita. Bahkan kita telah gagal menemukan cara untuk membantu mengimbangi kekuatan yang cenderung menghentikan pertumbuhan bakat tersebut.
Hanya akhir-akhir ini saja orang menyadari bahwa imajinasi dapat menjadi kunci bagi pemecahan hampir semua persoalan. Dan akhir-akhir ini pula penelitian ilmiah telah mempercayakan pada pendidik, bahwa kreatifitas dapat diajarkan di sekolah.
Sekaranglah ada fakta yang jelas, hampir setiap orang dapat menjadi lebih kreatif, jika kita mau berusaha. Kenyataan itu pula juga telah menjadi harapan dunia. Dengan menjadi lebih kreatif, kita dapat menuju ke kehidupan yang lebih terang, dengan taraf hidup yang lebih baik dan kebih rukun. Dengan lebih kreatif, kita dapat memberi barang dan pelayanan jasa yang lebih baik pada orang lain, sebagai akibat dari standar kehidupan yang semakin tinggi. Dengan menjadi kreatif, kita bahkan dapat menemukan cara untuk mewujudkan perdamian abadi bagi seluruh dunia.

**************OOO************

Maswan, dosen, Pembatu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara




IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs7@gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar