Rabu, 28 Januari 2009

BASIS MASSA PARTAI GERINDRA ADALAH
ORANG MISKIN PEDESAAN

Oleh: Maswan

Setiap partai mempunyai basis masa yang menjadi sasaran garapan dan dijadikan pendukung perolehan suara dalam pemilihan umum (PEMILU). Pemain politik, selalu mengklaim bahwa komunitas massa tertentu menjadi miliknya dan tidak boleh partai lain memasuki komunitas massa tersebut. Hal ini sah-sah saja, karena massa yang digalangnya mempunyai kesamaan paradigma, visi dan misi. Namun dalam realitasnya klaim tersebut, terkadang berseberangan karena kenyataan yang dihadapi pemilih sebagai komunitas masa tersebut, merasakan kekecewaan atas perlakuan dari pelaku politik tersebut yang tidak sesuai dengan janji-janji yang pernah disampaikan. Dengan keadaan seperti itu, maka predeksi perolehan suara meleset seperti apa yang diperhitungkan sebelumnya.
Partai GERINDRA yang baru akan tampil di panggung percaturan politik nasional Indonesia, tidak boleh bernafsu dan mengklaim bahwa komunitas massa petani, nelayan dan masyarakat pinggiran kota yang berstatus gelandangan dan orang-orang miskin lainnya menjadi milik kita. Rasanya mmang terlalu dini, jika kita merasa optimis, akan mampu bersaing dengan partai-partai raksasa seperti Golkar, PDI, PPP dan PKB dan sejenisnya. Mereka sudah malang melintang dan sudah merasakan pahit getirnya perjuangan kepartaian. Sebagai partai baru yang berharap menjadi partai besar, sejajar dengan partai-partai besar tersebut di atas, maka konsekuensi logisnya kita harus belajar dari sepak terjangnya para pimpinan-pimpinan partai yang pernah memenangkan Pemilu. Setidak-tidaknya kita belajar mencuri dari kesalahan-kesalahan mereka untuk tidak dilakukan dalam menjalankan roda kepemimpinan partai GERINDRA. Belajar dari strategi keberhasilan dan mengevaluasi dari kegagalan mereka untuk kita kemas menjadi suatu terori, dan pola-pola baru yang belum pernah dilakukan oleh partai lain. Hal ini memerlukan kecerdasan dari pimpinan dan kader-kader partai GERINDRA.
Bidikan masa yang akan kita dekati adalah basis massa partai lain yang tidak terurus. Massa yang masih tercecer tidak terurus inilah sebenarnya yang perlu kita garap, begitu juga para pemilih pemula. Massa yang kecewa dari partai lain, inilah yang perlu mendapat uluran tangan dan perlu pendekatan persuasif. Strategi perekrutan massa seperti itu sangat sulit untuk didekati, karena biasanya mereka-mereka itu orang kecewa dengan partai yang pernah diikutinya, tetap akan berkesimpulan bahwa setiap kehadiran partai tetap sama jeleknya. Sementara pemilih pemula belum tahu arah ke mana dan siapa yang akan diikutinya. Untuk mendekati komunitas masa seperti ini dibutuhkan kecerdasan dalam berkomunikasi. Dan dalam pendekatan kepada mereka, jangan pernah ada kata bosan dan membenci mereka lantaran tidak mengikuti partai kita. Kata kunci dalam merekrut dan membina pengikut adalah tegur sapa dan senyum persahabatan.
Secara manusiawi, kehidupan petani di desa-desa masih banyak yang membutuhkan uluran tangan bentuk santunan dan bimbingan. Program pemberdayaan petani selama ini hanya ditangani asal-asalan yang tidak mencakup keseluruhan masyarakat. Jika partai GERINDRA ini bertekad memberdayakan masyarakat petani, nelayan dan buruh, maka jalan yang ditempuh adalah dengan cara:
1. Membentuk kader-kader partai yang sekaligus sebagai penyuluh pertanian dan penggerak usaha produktif di tingkat RT-RT di seluruh Indonesia.
2. Kader-kader partai dan penyuluh pertanian di tingkat RT yang dipilih tersebut, dididik dan dilatih secara profesional untuk dibekali berbagai hal, baik teknik pengelolaan pertanian, ketrampilan usaha produktif dan sikap kepemimpinan yang mumpuni.
3. Kader partai dan penyuluh berkewajiban membentuk kelompok tani dan kelompok usaha di masing-masing RT untuk dibina pada bidang pertanian dan bidang kewirausahaan dengan membuka usaha produktif, yang pemasaran produknya juga ditangani dan disalurkan.
4. Pimpinan dan kader partai yang berada di atasnya, yaitu pada tingkat desa sebagai penanggung jawab program, bekerja sama dengan semua perangkat desa dan lembaga terkait seperti BPD, PKK dan karang taruna untuk membina kewirausahaan, membangun sistem pertanian dan perekonomian masyarakat desa.
5. Pimpinan dan kader partai di tingkat kecamatan sebagai fasilitator program pemberdayaan ekonomi massa, membentuk wadah usaha perdagangan untuk menampung dan menjualkan atau mendistribusikan produksi hasil dari kelompok di RT tersebut. Dengan cara ini bagi kelompok tani yang berwirausaha di tingkat RT tidak bingung dan kehilangan arah bagaimana menjual produk tani dan hasil usaha industri kecilnya. Program pemberdayaan usaha perdagangan yang dilakukan masyarakat pedesaan harus selalu mendapat pembiaan dan fasilitas, termasuk mendapat pinjaman modal stimulan.
6. Pimpinan dan kader partai yang berada di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat sebagai pengembang dan pembina program permberdayaan masyarakat desa mengusahakan fasilitas dan dana pinjaman pada usaha perdagangan di tingkat kecamatan serta dana stimulan kepada kelompok usaha tani dan kelompok usaha produktif. Program ini dapat dibentuk lembaga perekomian yang menangani koperasi atau Badan Perkreditan Rakyat (BPR) yang dikelola secara profesional.
Dalam satu program pemberdayaan massa di desa memang harus riil dan dapat menyentuh ke kehidupan yang dialami langsung oleh masyarakat di desa. Dengan demikian, kader partai dengan sendirinya juga menggiring massa untuk memilih dan mendukung partai GERINDRA sebagai tangan kanan HKTI. Program pemberdayaan masyarakat ini memang harus profesional dan berlangsung terus menerus, jika partai GERINDRA ingin besar dan eksis di Indonesia. Jika program partai GERINDRA hanya janji semata, maka kita tidak dapat berharap banyak untuk memperoleh dukungan. Kalau itu yang terjadi maka, ini sama saja dengan partai-partai lain yang sudah sering mengobral janji tetapi realitasnya tidak pernah ada. Pengikut partai sekarang sudah jenuh dengan janji dan tidak akan mempan untuk digerakkan, kalau hanya sekedar bicara menjanjikan sesuatu.

Maswan, Dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara


IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara




BASIS MASSA PARTAI GERINDRA ADALAH
ORANG MISKIN PEDESAAN

Oleh: Maswan

Setiap partai mempunyai basis masa yang menjadi sasaran garapan dan dijadikan pendukung perolehan suara dalam pemilihan umum (PEMILU). Pemain politik, selalu mengklaim bahwa komunitas massa tertentu menjadi miliknya dan tidak boleh partai lain memasuki komunitas massa tersebut. Hal ini sah-sah saja, karena massa yang digalangnya mempunyai kesamaan paradigma, visi dan misi. Namun dalam realitasnya klaim tersebut, terkadang berseberangan karena kenyataan yang dihadapi pemilih sebagai komunitas masa tersebut, merasakan kekecewaan atas perlakuan dari pelaku politik tersebut yang tidak sesuai dengan janji-janji yang pernah disampaikan. Dengan keadaan seperti itu, maka predeksi perolehan suara meleset seperti apa yang diperhitungkan sebelumnya.
Partai GERINDRA yang baru akan tampil di panggung percaturan politik nasional Indonesia, tidak boleh bernafsu dan mengklaim bahwa komunitas massa petani, nelayan dan masyarakat pinggiran kota yang berstatus gelandangan dan orang-orang miskin lainnya menjadi milik kita. Rasanya mmang terlalu dini, jika kita merasa optimis, akan mampu bersaing dengan partai-partai raksasa seperti Golkar, PDI, PPP dan PKB dan sejenisnya. Mereka sudah malang melintang dan sudah merasakan pahit getirnya perjuangan kepartaian. Sebagai partai baru yang berharap menjadi partai besar, sejajar dengan partai-partai besar tersebut di atas, maka konsekuensi logisnya kita harus belajar dari sepak terjangnya para pimpinan-pimpinan partai yang pernah memenangkan Pemilu. Setidak-tidaknya kita belajar mencuri dari kesalahan-kesalahan mereka untuk tidak dilakukan dalam menjalankan roda kepemimpinan partai GERINDRA. Belajar dari strategi keberhasilan dan mengevaluasi dari kegagalan mereka untuk kita kemas menjadi suatu terori, dan pola-pola baru yang belum pernah dilakukan oleh partai lain. Hal ini memerlukan kecerdasan dari pimpinan dan kader-kader partai GERINDRA.
Bidikan masa yang akan kita dekati adalah basis massa partai lain yang tidak terurus. Massa yang masih tercecer tidak terurus inilah sebenarnya yang perlu kita garap, begitu juga para pemilih pemula. Massa yang kecewa dari partai lain, inilah yang perlu mendapat uluran tangan dan perlu pendekatan persuasif. Strategi perekrutan massa seperti itu sangat sulit untuk didekati, karena biasanya mereka-mereka itu orang kecewa dengan partai yang pernah diikutinya, tetap akan berkesimpulan bahwa setiap kehadiran partai tetap sama jeleknya. Sementara pemilih pemula belum tahu arah ke mana dan siapa yang akan diikutinya. Untuk mendekati komunitas masa seperti ini dibutuhkan kecerdasan dalam berkomunikasi. Dan dalam pendekatan kepada mereka, jangan pernah ada kata bosan dan membenci mereka lantaran tidak mengikuti partai kita. Kata kunci dalam merekrut dan membina pengikut adalah tegur sapa dan senyum persahabatan.
Secara manusiawi, kehidupan petani di desa-desa masih banyak yang membutuhkan uluran tangan bentuk santunan dan bimbingan. Program pemberdayaan petani selama ini hanya ditangani asal-asalan yang tidak mencakup keseluruhan masyarakat. Jika partai GERINDRA ini bertekad memberdayakan masyarakat petani, nelayan dan buruh, maka jalan yang ditempuh adalah dengan cara:
1. Membentuk kader-kader partai yang sekaligus sebagai penyuluh pertanian dan penggerak usaha produktif di tingkat RT-RT di seluruh Indonesia.
2. Kader-kader partai dan penyuluh pertanian di tingkat RT yang dipilih tersebut, dididik dan dilatih secara profesional untuk dibekali berbagai hal, baik teknik pengelolaan pertanian, ketrampilan usaha produktif dan sikap kepemimpinan yang mumpuni.
3. Kader partai dan penyuluh berkewajiban membentuk kelompok tani dan kelompok usaha di masing-masing RT untuk dibina pada bidang pertanian dan bidang kewirausahaan dengan membuka usaha produktif, yang pemasaran produknya juga ditangani dan disalurkan.
4. Pimpinan dan kader partai yang berada di atasnya, yaitu pada tingkat desa sebagai penanggung jawab program, bekerja sama dengan semua perangkat desa dan lembaga terkait seperti BPD, PKK dan karang taruna untuk membina kewirausahaan, membangun sistem pertanian dan perekonomian masyarakat desa.
5. Pimpinan dan kader partai di tingkat kecamatan sebagai fasilitator program pemberdayaan ekonomi massa, membentuk wadah usaha perdagangan untuk menampung dan menjualkan atau mendistribusikan produksi hasil dari kelompok di RT tersebut. Dengan cara ini bagi kelompok tani yang berwirausaha di tingkat RT tidak bingung dan kehilangan arah bagaimana menjual produk tani dan hasil usaha industri kecilnya. Program pemberdayaan usaha perdagangan yang dilakukan masyarakat pedesaan harus selalu mendapat pembiaan dan fasilitas, termasuk mendapat pinjaman modal stimulan.
6. Pimpinan dan kader partai yang berada di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat sebagai pengembang dan pembina program permberdayaan masyarakat desa mengusahakan fasilitas dan dana pinjaman pada usaha perdagangan di tingkat kecamatan serta dana stimulan kepada kelompok usaha tani dan kelompok usaha produktif. Program ini dapat dibentuk lembaga perekomian yang menangani koperasi atau Badan Perkreditan Rakyat (BPR) yang dikelola secara profesional.
Dalam satu program pemberdayaan massa di desa memang harus riil dan dapat menyentuh ke kehidupan yang dialami langsung oleh masyarakat di desa. Dengan demikian, kader partai dengan sendirinya juga menggiring massa untuk memilih dan mendukung partai GERINDRA sebagai tangan kanan HKTI. Program pemberdayaan masyarakat ini memang harus profesional dan berlangsung terus menerus, jika partai GERINDRA ingin besar dan eksis di Indonesia. Jika program partai GERINDRA hanya janji semata, maka kita tidak dapat berharap banyak untuk memperoleh dukungan. Kalau itu yang terjadi maka, ini sama saja dengan partai-partai lain yang sudah sering mengobral janji tetapi realitasnya tidak pernah ada. Pengikut partai sekarang sudah jenuh dengan janji dan tidak akan mempan untuk digerakkan, kalau hanya sekedar bicara menjanjikan sesuatu.

Maswan, Dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara


IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar