Rabu, 28 Januari 2009

MEMBACA ITU MODAL PENULIS

Oleh: Maswan

Membaca adalah aktivitas indra penglihatan manusia untuk menangkap objek atau kejadian yang ada di sekitar lingkungannya. Seorang penulis jika menginginkan tulisannya berbobot dan berisi gagasan segar, maka penulis tersebut harus banyak membaca. Membaca merupakan sumber ilmu pengetahuan. Dengan membaca manusia akan banyak pengalaman dan menemukan banyak pemikiran. Dalam hal ini, membaca adalah upaya untuk menangkap segala macam objek atau pesan-pesan yang akan menambah hasanah pemikiran yang diperoleh dari sang penulis. Jika yang dibaca itu bentuk naskah tulisan, maka akan menemukan sederet teori-teori yang dihasilkan dari hasil penelitian. Dan jika yang dibaca itu berupa objek peristiwa alam yang terjadi di lingkungan, maka akan ditemukan nilai-nilai pelajaran berharga untuk dikaji dan dijadikan pertimbangan berpikir. Konsep membaca bukan hanya membaca tulisan buku, surat kabar, majalah atau apa saja yang berbetuk tulisan berupa kata dan kalimat, tetapi juga membaca itu berarti mengamati, atau menangkap signal-signal peristiwa dengan pikiran, perasaan dan hatinurani.

Seorang Penulis, Haruslah Seorang Pembaca
Karena membca merupakan sumber pengetahuan, maka perintah membaca bagi setiap orang sangat diajurkan. Dengan banyak membaca manusia akan mampu menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, yang dapat dijadikan pijakan dalam kehidupannya. Orang-orang yang cerdas di belahan bumi ini dan akhirnya menjadi terkenal, karena mereka mampu membaca teks dan membaca keadaan alam sekitarnya. Aktivitas membaca sama halnya mengolah pikiran. Setiap objek pesan dan perinstiwa tertangkap lewat indranya, selalu ditangkap oleh memori otak (pikiran). Hanya orang-orang yang mempunyai pikiran cerdas saja yang mampu membaca. Sementara orang-orang bodoh, rata-rata kemampuan membacanya rendah, sehingga mereka yang bodoh tidak pernah memperoleh ilmu pengetahuan, dan jarang yang dapat menguasai dunia. Orang-orang yang malas membaca, posisi kehidupannya berada pada lapis pinggir dan berada pada akar rumput yang terinjak-injak terus.
Dunia tulis menulis sangat erat kaitannya dengan aktivitas membaca. Aktivitas menulis dan membaca merupakan suatu kegiatan timbal balik, terjadi hukum
kausalitas. Hasil tulisan sang penulis, akan dibaca oleh pembaca. Pembaca-pembaca ulung akan menuliskan kembali dalam tesa-tesa baru dalam bentuk tulisan, dan
tulisan tersebut dibaca lagi oleh pembaca-pembaca lain, begitu seterusnya. Oleh karena itu, seorang penulis haruslah seorang pembaca. Ini merupakan syarat mutlak untuk menajdi seorang penulis.
Sebagai seorang guru, yang mulai berminat dan menginginkan menekuni profesi menulis, secara materi keilmuan sebenarnya sudah mempunyai modal. Karena membaca materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didiknya sudah menjadi kegiatan rutin. Membaca tulisan dalam bentuk buku teks, merupakan salah satu dari sekian aktivitas membaca. Guru, memang seharusnya mampu membaca teks tulisan kalimat, kata dan huruf, namun selain itu juga sangat penting untuk mampu membaca pemahaman alam sekitarnya. Bagi pembaca yang baik, setiap saat sering mempertanyakan, misalnya pertanyaan-pertanyaan seperti ini; Peristiwa apa yang terjadi pada saat ini? Mengapa itu dapat terjadi? Peristiwa yang muncul tersebut akan berakibat apa?, Kalau keadaan begini terus akan terjadi gangguan apa? Bagaimana untuk mengatasi keadaan tersebut sehingga tidak berkepanjangan? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya selalu bermunculan. Tentang sikap pemahaman membaca seperti ini, guru-guru di Indonesia masih kurang cerdas dalam membaca keadaan yang terjadi.
Membaca teks bacaan bentuk materi ajar saja merupakan kegiatan rutin, yang dibaca pun hanyalah seputar meteri bidang studinya, sementara membaca materi pelajaran lain hampir-hampir tidak pernah dilakukan. Hal ini juga merupakan kelemahan kita sebgai guru. Agaknya memang dapat disadari betul, karena aktifitas membaca membutuhkan konsentrasi penuh dan diperlukan daya pikir, semangat yang kuat. Sementara kita sebagai guru banyak disibukkan oleh pekerjaan sampingan bentuk-bentuk kegiatan sosial yang sangat melelahkan. Sehingga berakibat, membaca hampir hampir tidak pernah ada waktu, apalagi sampai menulis gagasan atau ide-ide baru dalam bidang pekerjaannya, malah tidak pernah tersentuh.

Upaya Merubah Pola Hidup
Lantas, kalau sudah demikian ini, apakah kita tidak mempunyai keinginan untuk merubah pola hidup yang kreatif? Apakah kita, walaupun banyak pekerjaan sampingan tidak berkeinginan menjadi penulis? Setidak-tidaknya menulis materi ajar dikembangkan menjadi diktat. Diktat dikembangkan lagi menjadi buku pelajaran. Sebenarnya belum terlambat untuk memulai menulis.
Awal mula, membiasakan membaca pemahaman materi yang kita tekuni, dengan mencari inti makna bacaan, kemudian ditulis dalam sebuah kertas inti bacaan tersebut. Inti-inti bacaan dari masing-masing bab atau pembahasan, mencoba untuk dikembangkan dengan bahasa sendiri dengan memperhatikan strukur kalimat yang dapat dipahami orang lain.
Membaca tulisan, bagi seorang guru sebenarnya juga merupakan pekerjaan sulit. Hal ini sering terdengar keluhan bahwa setiap selesai membaca tulisan, tidak langsung dapat memahami isi bacaannya. Karena merupakan pekerjaan sulit, maka membaca pemahaman terus diberikan kepada peserta didik di sekolah. Hariyadi, dalam bacaan (2006:75) membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata-mata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Selanjutnya, dia menyebutkan bahwa membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, namun bersifat komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan makin baik, jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik. Pembaca hanya dapat berkomunikasi dengan karya tulis yang digunakan oleh pengarang sebgai media untuk menyampaikan gagasan, perasaan dan pengalamannya. Dengan demikian, pembaca harus mampu menyusun pengertian-pengertian yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang disajikan oleh pengarang sesuai dengan konsep yang terdapat pada diri penbaca. ***********

Maswan, dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara




IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar