Selasa, 27 Januari 2009

BERANI MEMULAI MENULIS BUKU

I. MENULIS ADALAH
PENGUNGKAPAN IDE KREATIF

Hidup adalah pengalaman. Semakin lama kita hidup semakin banyak pengalaman yang kita peroleh. Ada suka, ada duka. Membaca hal-hal yang kita tulis mengenai pengalaman masa lalu agaknya dapat disamakan dengan melihat potret-potret kejadian tersebut. Salah satu di antara manfaat tulisan adalah penemuan diri. Hal ini terutama sekali dapat dibenarkan dalam tulisan yang bernada akrab (atau the intimate voice) yang membuahkan tulisan pribadi (personal writting). Dr. Henry Guntur Tarigan (1990:30)
Selanjutnya, Tarigan memberi penjelasan bahwa tulisan pribadi adalah tulisan yang memberikan suatu yang paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis. Hanya catatan atau laporan pribadi yang tertulis sajalah yang dapat menangkap kembali atau merekam secara tepat apa-apa yang telah kita rasakan atau alami pada masa lalu. Di samping kegunaan suatu laporan tertulis, maka perlu kita sadari bahwa perasaan yang paling penting dari menulis adalah nilainya itu sendiri.
Tulisan membuat kita sadar akan kehidupan, sebab manakala kita menaruh pikiran-pikiran kita mengenai kehidupan ke dalam kata-kata, maka kita memjadi lebih sadar akan kehidupan itu sendiri. Tulisan pribadi dapat juga merupakan terapeutik (therapeutics) atau ”ilmu pemeriksaan dan pengobatan” suatu alat untuk menganalisis diri yang mengijinkan kita memahami diri kita lebih baik.

Menulis Sama Dengan Berpikir
Membaca pernyataan-pernyataan di atas, dapat dijadikan suatu pedoman awal, jika kita mau memulai menjadi penulis. Kita ini sudah dianggap, sebagai bangsa yang hidup pada alam kemajuan (modern), yang sudah diwarnai berbagai problema kehidupan yang menarik untuk dikupas. Kehidupan dari masing-masing pribadi kita, saat ini sebenarnya sudah banyak untuk dijadikan rujukan untuk bahan tulisan. Lebih-lebih kalau kita mampu membaca kehidupan yang carut marut di sekitar lingkungan kita, justru akan memperkaya pernik-pernik dan dimensi permasalahan yang dapat kita angkat menjadi sebuah tulisan yang menarik dan segar.
Jika tuntutan menulis sebagai suatu kebutuhan, untuk alat pengkomunikasian ide, gagasan dan pikiran, maka ketrampilan menulis harus sudah dimulai dan menjadi gaya hidup yang perlu dilekatkan dan menjadi jiwa pada diri kita ini. Kenyataan hidup di zaman modern ini, ketrampilan menulis sangatlah dibutuhkan sekali. Ada suatu slogan bahwa menulis adalah sama halnya berpikir. Tidaklah terlalu berlebihan dan salah kalau ada pernyataan bahwa ketrampilan menulis merupakan suatu ciri orang yang mampu berpkir. Bahkan lebih jauh pengidentifikasian sang penulis, dianggap sebagai kepribadian orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.
Menurut Morsey, (1976: 122), bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seeperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakan dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi pemakaian kata dan struktur kalimat.
Ketrampilan menulis adalah bagian dari ketrampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspressif. Karena komunikasi tidak langsung, maka bahasa yang digunakan oleh sang penulis memang harus jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Harapan dari penulis, setelah tulisannya dibaca pembaca, maka tidak menimbulkan kebingungan dalam memahami kata dan kalimat yang dituturkan. Sehingga mengakibatkan pembaca muncul berbagai pertanyaan, tulisan ini maksudnya apa dan bagaimana?
Menulis sebagai suatu ketrampilan berbahasa, dianggap oleh sebagian orang bahwa menulis adalah ketrampilan berbahasa yang paling sulit, dibandingkan dengan ketrampilan berbahasa lainnya yaitu, menyimak, berbicara dan membaca. Karena sulitnya ketrampilan menulis, maka ketrampilan ini perlu ditekuni dengan cara berlatih dan berlatih terus, dengan landasan kemauan keras. Jika sudah sering berlatih, maka menulis pasti terasa mudah dijalani dan akan memunculkan kepuasan batin bagi sang penulis.
Menulis pada hakekatnya adalah kegiatan pengungkapan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dipikirkan yang dituangkan dalam betuk ekspresi tulis. Hal yang paling prinsip dalam menulis adalah bersikap kritis dan peka terhadap permasalahan yang muncul di sekitarnya. Termasuk melihat secara jeli materi atau bahan-bahan yang akan ditulis. Dan juga yang penting dipersiapkan adalah banyak membaca dan menguasai perbendaharaan kata yang cukup banyak. Menulis pada dasarnya juga, dianggap sebagai pengungkapan ide, maka seorang penulis harus banyak menggali ide-ide dan gagasan secara terus menerus.

Menulis bagi Guru, Tidaklah Sulit
Sebenarnya, guru-guru di setiap sekolahan sudah cukup paham tentang materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya.
Materi pelajaran yang telah digariskan dalam kurikulum, dicarikan buku-buku referensi dan atau dikembangkan sendiri dengan pola-pola pikir, digagas dalam bentuk tulisan. Awalnya mataeri tidak harus berbentuk tulisan buku, tetapi bentuk-bentuk diktat sebagai pegangan dalam setiap mengajar. Tulisan diktat tersebut, terus disempurnakan dan dikembangkan sehingga menjadi materi lengkap yang memuat materi pembelajaran satu semester atau satu tahun dalam jenjang kelas tertentu dean tingkatan sekolah tertentu..
Untuk memulai menulis diktat sampai menjadi sebuah karya tulis buku membutuhkan proses panjang . Dan yang penting untuk sadari betul adalah bahwa tidak ada penulis pemula yang langsung membuahkan karya besar. Kunci sukses harus diawali dengan membangun semangat dan kemauan keras untuk berbuat dan berkarya. Membangun karsa (kemauan), lebih berat dibandingkan praktek menulisnya. Jika karsa terus dibangun, maka cipta dan karya akan terus mengalir dan produktifitas tulisan mungkin saja tidak akan dapat dibendung. Apa benar? Ya, mari kita mencoba membangun karsa penulisan ide dan gagasan cemerlang yang masih tersimpan dan tercecer pada diri dan kehidupan kita..
Guru sebagai orang nomor satu yang bertugas dan bertanggung jawab mencerdaskan bangsa, maka tidak heran jika orang lain menganggap bahwa seorang guru adalah orang yang pandai dan cerdas. Atau dengan kata lain, orang serba bisa. Karena realitasnya, memang gurulah yang mengantarkan seseorang dapat menjadi pimpinan-pimpinan bangsa, pemikir-pemikir dunia yang terkenal dan orang-orang sukses lainnya.. Hal ini membuktikan bahwa pekerjaan rutinnya sebagai pengajar dan pendidik baik yang dilakukan di sekolahan, di masyarakat dan di rumah sangat berarti bagi kehidupan bangsanya.
Sebenarnya pekerjaan yang hampir setiap saat digeluti sebagai pengajar dan pendidik ini, jika ditingkatkan dengan pendalaman konsep berpikir, berimajinasi dan berkreatifitas dalam berkarya tulis, maka predikat guru lebih terangkat derajat keilmuannya. Hasil pemikiran dan daya imajinasinya yang berupa ide-ide dan gagasan cemerlang dapat ditulis dalam satu buku pembelajaran. Guru sebgai penulis buku, akan lebih memberi makna tersndiri bagi dirinya, bagi murid-muridnya, bagi orang lain yang membaca buku karyanya. Pengembangan ilmunya tidak hanya terbatas pada lingkungan kelas, sekolahnya, tetapi dapat mengembang ke seluruh bangsa di negaranya, bahkan ke manca negara. Keuntungan yang paling sangat dirasakan, adalah hasil karya berbentuk buku dapat dibaca dan dikaji setiap saat dan sepnjang hayat, selama buku tersebut masih tercetak.
Nah, begitu tingginya sebuah karya yang bernama buku. Mengapa kita harus menyia-nyiakan waktu untuk tidak menulis buku? Mari kita mencoba untuk memulai berkarya lewat tulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar