Rabu, 28 Januari 2009

JANGAN TAKUT SALAH
DALAM MENULIS DAN MALU DISALAHKAN

Oleh: Maswan

Pada sisi kehidupan kita, selalu berharap yang terbaik, rasa senang, bahagia, gairah, tenang, damai, sejahtera, dihargai dan sejenisnya. Kebutuhan psikologis seperti ini, akan selalu dicari dan dipenuhi. Manakala pada diri kita sudah melakukan aktifitas dan menghasilkan karya yang sudah diperjuangkan maksimal, ternyata belum memberi kepuasan pada orang lain, dan orang lain tersebut menilai jelek dan tidak bermutu, maka jangan merasa cemas, kecil hati, malu dan takut disalahkan. Karena rasa takut, malu dan sejenisnya itu apabila kita pelihara dalam hati, maka akan menyakitkan. Biarlah mereka memberi penilaian. Penilaian pada sebuah karya merupakan keharusan. Kita menyadari bahwa karya yang sudah jadi ini harus diperbaiki dan diolah lagi sehingga menjdi karya yang bagus. Ini adalah nilai positif pada diri kita sendiri, akibat dari penilian orang lain.

Belajar dari Ketidakmampuan, adalah Berharga sekali
Belajar dari ketidakmampuan kita adalah berharga sekali dalam pengembangan diri, walaupun terkadang menyakitkan. Berpikir positif tentang penilian orang lain adalah suatu hal yang berat utuk dilakukan. Tetapi ini harus kita tempuh, demi keberhasilan kita dalam berkarya. Tanpa mempunyai kesadaran peauh akan kelemahan dan ketidakmampuan kita, maka kita tidak akan pernah menjadi orang yang sukses. Banyak contoh orang yang namanya terkenal di dunia dalam berbagai bidang, itu awal sesuksesannya tidaklah seperti membalik tangan dengan mudahnya. Perjuangan hebat sering dilakukan oleh orang terkenal. Mereka pasti pernah mengalami masa-masa krisis dalam meniti profesi dan kariernya. Tidak perlu disebut satu persatu siapa-siapa orang-orang terkenal di dunia ini, yang pernah mengalami kegagalan demi kegagalan, akhirnya sukses. Karena mereka yang sekarang sukses mempunyai nama besar adalah hampir merasakan kegagalan, dan bahkan pernah mendapat kecaman dan penghinaan.
Kekaryaan kita, mari kita awali dari berbuat menurut kemampuan yang ada. Memaksimalkan semua perangkat potensi diri adalah modal awal yang perlu terus dijadikan pegangan. Menyadari betul bahwa di dalam diri setiap manusia mempunyai power (kekuatan) untuk dibangun. Kesalahan-kesalahan dalam menulis, sebenarnya dapat langsung kita cermati. Tulisan dari sang penulis pemula, kesalahan yang paling umum adalah penuturan yang tidak logis, karena sering tidak didukung oleh fakta-fakta yang akurat. Dan secara umum juga pemakaian perbendaharaan bahasa yang berkutat dari itu ke itu saja. Penyusunan kalimat dalam setiap tulisan diharapkan ada koherensi (kesesuaian) antara kalimat satu dengan kalimat lain, paragraf stu dengan paragraf lain. Kesalahan-kesalahan seperti ini sebenarnya, kesalahan teknis yang mudah dibetulkan dan diperbaiki.

Memulai Berkarya dengan Langkah Pasti
Justru yang sangat sulit bagi seorang penulis, adalah mencari ide atau tema yang aktual dan memberi sebaran yang luas demi kepentingan banyak orang. Selain itu mengolah ide tersebut agar menjadi bacaan yang menarik, dan menggunakan logika berpikir sistematis. Untuk membantu sekilas tentang arah dan pijakan penulis untuk memulai berkarya, yaitu dengan jalan:
1. Tulislah masalah (tema)yang sudah kita ketahui betu dan buatlah judulnya.
2. Carilah Ide atau gagasan yang sesuai dengan tem dan judul sudah ditentukan
3. Kumpulkan bahan-bahan yang akan digunakn utuk menunjang tulisan tersebut.
4. Mulailah menulis dengan cara mendaftar pada sehelai kertas tentang detail-detail bahan tulisan yang sudah didapat.
5. Menyusun detail-detail ide dan gagasan tersebut secara sistematis, dengan mengurutkan satu peristiwa disambung dengan peristiwa lainnya sebagai penjelas, begitu seterusnya.
6. Menbuat out line atau garis besar dalam setiap paragraf atau pada setiap sub judul yang akan dibahas dalam tulisan.
7. Menuliskan kalimat-kalimat sesuai dengan out line, secara bebas jangan terpancang apakah kalimat yang ditulis betul atau tidak. Dalam hal ini menulis tanpa menghiraukan apakah betul atau salah.
8. Tutup tulisan yang memberi kesan memberi kesimpulan dan pengharapan kepada pembaca untuk ikut mengoreksi tulisan kita.
9, Setelah kalimat sudah terbuat dalam satu paragraf atau satu kesatuan gagasan penuh (bentuk wacana), kita lakukan koreksi susunan kalimat untuk diperbaiki, direvisi (dibuang dan ditambah jika diperlukan)
Petunjuk di atas hanyalah teori menulis, tanpa teori di atas kita dapat menulis bagus apabila kita mau memulai dengan menulis sembarang. Justru terkadang kalau kita sudah menulis dibatasi dengan ketentuan, aliran ide dan kalimat akan berhenti,
karena menanyakan, ”kalimat yang saya buat ini sudah sesuai dengan draf atau belum?”

Menghilangkan Rasa Takut, merupakan Modal Berharga
Apabila out line atau draf dibuat, sementara ide-ide mengalir deras dituangkan tersebut tidak sesuai maka biasanya, menulis akan terhenti beberapa menit dan bahkan terkadang tidak mampu melanjutkan kembali. Aliran ide yang sudah berjalan, hendaknya terus diikuti, jika melenceng dari out line, maka out line tersebut yang harus disesuaikan tema atau judul yang sudah tetatpkan.
Selain kemampuan menulis di atas secara teknis, juga ada keterkaitan dengan sikap mental yang perlu dipersiapkan sang penulis;
1. Mempunyai sikap berpikir positif bahwa tulisan yang dibuat akan dibaca orang dan akan bermanfaat untuk kehidupan orang lain pada masa-masa yang akan datang.
2. Setiap saat harus dapat selalu mengkonsentrasikan diri, bahwa kita ini penulis dan selalu harus mencari ide-ide baru untuk tulisan yang sudah dibuat.
3. Mempunyai kemampuan untuk mengalisa setiap kejadian yang ada di sekitar kita, untuk dijadikan bahan tulisan.
4. Mampu memahami sentral pikiran, artinya ide yang ditulis dengan tema yang sudah ditentukan, diharapkan kita mampu mengendalikan pikiran dalam satu fokus
5. Mempunyai sikap mental positif dan berusaha menghilangkan gangguan kejiwaaan yang berupa rasa cemas, takut dan khawatir kalau tulisan yang dibuat itu jelek dan tidak bermutu.
6, Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri dengan sikap santai dalam berpikir dan berusaha bersikap humor dalam isi tulisan, sehingga tidak terkesan kaku walaupun terkadng ada unsur kontroversi.
7. Kemampuan utuk berpikir cerdas dan mengembangkan imajinasi dengan mencari kata-kata dan kalimat yang menggigit.
Gambarn di atas hanyalah rambu-rambu, seorang penulis kalau sudah memulai menulis, biasanya tidak terpancang dari sekian teori yang dipelajarai. Karena kenyataannya setiap penulis mempunyai karakteristik dalam menuangkan ide-ide
dan gagasannya secara bebas merdeka. Tulisan yang dibuat akan berbentuk apa dan seperti apa isinya, masing-masing penulis akan menemukan jati dirinya sendiri. Maka pesan yang sering disampaikan kepada penulis pemula, silakan menulis sembarang yang paling penting Anda punya karya, jangan sampai tidak menghasilkan tulisan sama sekali dalam bentuk apapun. Jangan takut salah menulis, dan jangan takut disalahkan, jika tulisan kita kurang baik. Ini modal besar dalam memulai menjadi penulis.




Maswan, dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara






IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs7@gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar