Rabu, 28 Januari 2009

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DALAM PROSPEK PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh: Maswan

Berbicara keberhasilan pendidikan, tidak mungkin terwujud manakala tidak ditangani dengan pendekatakan teknologis. Seringkali terjadi kesalahan pemahamn tentang konsep teknologi. Anggapan umum bahwa, teknologi hanya berkait erat dengan mesin yang berda di perusahaan atau industri untuk memproduk barang yang berat-berat. Dengan pemahaman yang keliru seperti ini, maka mucul persepasi yang salah terhadap pemahaman terminologi kata teknologi pendidikan. Teknologi pendidikn dianggap sebagai mesin atau perangkat keras untuk pendidikan. Teknologi pendidikan tidak sama pengertiannya dengan teknologi dalam pendidikan, atau teknologi dalam perusahaan.
Pada bab awal telah disebut bahwa teknologi adalah ilmu cara. Artinya ilmu yang digunakan untuk mencari solusi pemecahan agar semua aktivitas yang dilakukan untuk penanganan pendidikan dicari cara-cara, strategis, pendekatan dan pemanfaatan sumber-sumber yang dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebgai disiplin ilmu, mempunyai objek material yang bernama manusia, sedang objek formalnya agar manusia tersebut dapat memperoleh pendidikan yang baik, sehingga mampu menjadi manusia yang pandai, cerdas, bermartabat, berbudi pekerti, trampil dan beretika moral yang baik dan sebagainya. Dengan demikian, untuk menangani pendidikan manusia, membutuhkan cara (teknik), pendekatan, strategi agar suapaya memperoleh hasil yang maksimal.
Kita, sebagai orang yang berkecimpung langsung dalam dunia pendidikan, kalau mendengar kata teknologi pendidikan, jangan terus berasumsi bahwa pendidikan yang kita tangani haruslah menggunakan alat-alat berat sepereti di sebuah perusahaan yang memproduk barang mentah menjadi barang jadi. Konsep pemahaman seperti ini sama halnya dengan mesin yang berkaitan dengan industri.
Pendidikan nasional yang dibangun saat ini, masih membutuhkan pemikiran yang cukup komplek agar terwujud bangsa yang bekualitas. Secara kuantitatif jumlah manusia Indonesia cukup besar, kisarannya melebihi 200 juta jiwa. Jumlah ini cukup potensial untuk dibangun jiwa dan raganya, sehingga menjadi manusia utuh yang sesuai dengan potensi dasar yang dimilikinya. Dunia pendidikan, jika ingin membangun keutuhan jiwa, raga dan potensi manusia Indonesia tersebut, diperlukan teknologi yang cukup representatif untuk mengarah pencapaian tujuan yang diinginkan.
Pengertian teknologi, secara umum mempunyai cakupan garapan yang mengacu pada pengolahan bahan menjdi suatu produk. Dalam hal ini dilakukan dengan memperhatikan: proses, produk dan sistem yang terlibat dalam pengolahan bahan tersebut. Jika hal ini diaplikasikan dalam teknologi pendidikan, maka bidang garapannya adalah manusia dengan persoalan yang dimilikinya.
Yusufhadi (2004:165), Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin keilmuan yang berdiri sendiri. Perkembangan tersebut dilndasi oleh serangkaian dalil atau dasar yang dijadikan patokan pembenaran. Secara falsafati, dasar keilmuan itu meliputi ontologi atau rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu produk telaah khusus yang tidak tergarap oleh bidang lain ; epistimologi yaitu usaha atau prinsip intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam pokok telaah yang telah ditentukan; dan aksiologi atau nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah yang ditentukan, yang mempersoalkan nilai moral atau etika dari nilai seni dan keindahan atau estetika.
Gejala yang merupakan landsan ontologi teknologi penidikan adalah:
1. Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatn belajar, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
2. Adanya berbagai sumber baik telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tetapi belum dapat dimanfatkan untuk keperluan belajar.
3. Perlu adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggrap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat beljar setiap orang.
4. Perlu adanya pengelolaan atas kegitn khusus dalam mengembangkn dan memanfatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif dan selaras.
Sementara yang melandasi epistimologi teknologi pendidikan, menggunakan pendekatan yang memenuhi empat persyaratan,yaitu;
1. Pendejatan isomeristik, yaitu yang menggbungkan berbgi kajian ayu bidng keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manjemen, rekayas teknik dan sejenisnya) ke dalam suatu kebulatan tersendiri.
2. Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalm usaha memecahkan masalah.
3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah darikeseluruhan kegiatan diandingkan dengan bila kegiatn itu dijalnkan sendiri-sendiri.
4. Pendekatn sistemik, yaitu pengkjian secra menyeluruh.
Sementara landasan yang mengcu pada aksiologi teknologi pendidikan, adalah bahwa semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk tujuan tertentu, yang pada intinya adalah agar mempermudah manusia dan memperingan uasaha manusia, meningkatkan hasil dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu pada hakekatnya adalah bebas nilai, nmun penggunaannya sarat dengan aturan nilai dan estetika. Dengan tata nilai dan aturan-aturan yang dilakukan oleh dunia pendidikan agar dapat mencapai hasil yang mksimal, maka mucul pemikiran-pemikiran baru. Landasan filsafat pendidikan tidak boleh menyimpang dari landasan filsafat bangsa. Teknologi pendidikan terus selalu dipikirkan, bagaimana agar pendidikan yang ditangani ini dapat mencapai hasil maksimal, Namun setelah adanya pembenaran falsafati, perlu juga dilengkapi dengan pembenaran ilmiah, yaiyu yang dihasilkan oleh sejumlah sejumlah kegiatan pembangunan, penelitin dan penilian guna menghasilkan teori, model, sistem, bukti ilmih, program aksi dan kebijkn.
Dengan gambran landasan di atas, Teknologi pendidikn berusaha memecahkan dan atau menfasilitasi pemecahan masalah belajr pada manusia sepanjang hayat, di mana saja, kapan saja dengan cara apa saja. Seseorng belajar dapat dibangu lewat pendidikan (informal, formal dan nonformal), atau dengan cara-cara diadakan peltihan-peltihan.
Masalah blajar itu dialami oleh siapa saja sepanjang hidupnya, di mna mana; di rumah, di sekolahan, di tempat kerja, di tempat ibadah, di lingkungan masuarakatnya, serta belangsung dengan cara (teknik) apa saja, dan dari apa dan siapa saja. Berkembangnya teknologi pendidikan itu tentu saja berbeda-beda sesuain dengan kondisi dan kebutuhan. Mengingat bahwa objek teknologi pendidikan adalah manusia (manusia yang belajar), maka akhir-akhir ini istilah teknologi pendidikan cenderung digantikan dengan istilah teknologi pempelajran. Pergntian istilh ini juga sekligus memperluas kawasan penerapannya, yaitu tidak hanya dilembaga pendidikan formal, melainkan di mana saja belajar itu diperlukan dan berlangsung, termasuk organisasi belajar.
Teknologi akan mempunyai prospek baik, dalam penataan pendidikan nasional, apbila dikemas dalam kerangka sistem profesionalisasi penanganannya. Kerangka sietem profesionalissi, yang dimaksudkan adalah semua orang yang terlibat dalam penanganan pendidikan adalah orang-orang yang ahli (mmpunyai profesionanilsasi) dalam bidang garapan masing-masing. Termasuk mempunyai profesi teknologi pendidikan dalam artian yang luas.
Setiap profesi paling sedikit harus mempunyai empat syarat, yaitu;
1. Adanya pendidikan dan pelatihan yang memadahi.
2. Adanya komitmen terhadp tugas profesionalnya
3. Adanya usaha untuk senantiasa mengembangkn diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zamn
4. Adanya standar etik yang harus dipatuhi.
Kita yang bergerak dalam bidang teknologi pendidikan harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas profesionalnya yang utama yaitu terselenggarakannya proses belajar bagi setiap orang, dengan dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar yang selaras dengan karakteristik masing-masing pembelajar (leaner) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkugan itu senntisasa berubah, maka para Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan itu. Dan oleh kerena itu kita dituntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Dengan tersedianya tenaga terdidik dan terlatih dalam bidang Teknologi pendidikan dana adanya organi profesi, maka secara konseptual terjaminlah usaha penerapan teknologi pendidikan dalam berbagai lembaga yang menyelenggrakan kegitan beljar dan mengajar. Program itu boleh dikatakan tidak terhingga bentuk, jenis, dan jumlahnya. Karena begitu banyaknya variasi dan bahkan banyak para pelaksana tersebut tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah menerapkan konsep teknologi pendidikan. Seorang guru yang menerapkn strategi belajar kelompok dengan menggunakan kaset rekaman suara atau gambar-gambar, dan lain-lain pada dasarnya merupkan kegitan pemanfaatan sumber belajar atau melaksankan salah satu dari berbagai kawasan teknologi pendidikan.
Tteknologi Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu terapan, artinya yeknologi ini berkembang karena adanya kebutuhan di lpanga, yaitu kebutuhan untuk belajar yang lebih efektif, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan lebih produktif. Untuk itu ada produk yang sengaja dibuat dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Namun perkembngan teknologi komunikasi dan informasi yang perkembangannya sangat pesat akhir-akhir ini menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan, telah membalik cara berpikir kita, bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut untuk mengatasi masalah belajar dalam dunia pendidikan.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah saat ini, lebih berorientasi pada teori dan menganggap fungsinya adalah mempersiapkan peserta didik untuk masa depan yang lebih baik. Dengan semakin berkembangnya kegiatan sosial-ekonomi sebagai tuntutan kebutuhan hidup, diperlukan tenaga yang kompeten lebih banyak dan cepat tersedia. Hal ini jika terwujud, akan memacu tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pelatihan dan kursus sebagai upaya pendidikn yang berkelanjutan yang bersifat terapan.
Dengan keikut sertaan lembaga-lembaga pelatihan dan kursus-kursus, akan memberi nuansa baru dan akan memberi prospek ke depan dalam penerapan teknologi pendidikan dan pada muara akhirnya dunia pendidikan akan menemukan jati diri sebgai pembetuk manusia yang berkualitas.
Para profesi (praktisi teknologi pendidikan) pada saat ini telah menyebar ke luar lingkungan pendidikan, yaitu pada lembaga-lembaga pelatihan, lembaga pemerintahan, lembaga-lembaga yang didirikan oleh masyarakat, media masaa yang berbentuk radio, televisi, surat kabar dan sejenisnya mempunyai kecenderungan untuk ambil bagian dalam proses pembejaran peningkatan mutu manusia Indonesia.
Lembaga penyelenggaraan teknologi pembelajaran sekarang ini ada di mana-mana dan berkembang sebagai sustu jaringan. Perkembangan program akademis yang semula diprakarsai oleh Pustekkom, sekarang ini telah tersebar diberbagai lembaga pendidikan, terutama di perguruan tingggi yang telah menghasilkan sarjana magister dan doktor dalam bidang teknologi pendidikan.
Yusufhadi (2004: 175), Program plikasi teknologi pembelajaran secara nasional yang semula dikoordinasikan oleh Pustekkom Diknas, sekarang telah menyebar dan bahkan dapat dikatakan telah muai melembaga. Hal ini terjadi karena telah banykanya tenaga terdidik dalam bidang teknologi pembeljran da banyaknya kegitan penerapan teknologi pembelajaran yang terintegrasi dalam kegiatan pendidikan atau pe,mnelajaran. Melalui proyek-proyek TKPD (Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan Dasar), TKPLS (Teknologi Komunikasi Pendidikan Luar Sekolah), TKPT (Teknologi Komunikasi untuk Perguruan Tinggi), misalnya telah terewujud penerapan guru jarak jauh dan degan belajar mandiri, program kejar paket A, B dan C, SLTP terbuka, Universitas Terbuka, program pendidikan sarjana, Magister dan doktor dalam Teknologi Pendidikan, dan berbagai program lain dlam lingkup Departemen Pendidikan nasional maupun di lembaga lain di luar lingkup Depdiknas. Program-program tersebut mempnyai skala dan tujuan yang berbeda-beda.
Meskipun program pengembangan dan penerapan teknologi pendidikan iti mempunyai tujuan yang berbeda-beda, namu mempunyai visi umum yang saya, yaitu:
Terwujudnya berbagai pola pendidikn dan pembelajaran dengan dikembangkannya dan dimanfaatkannya sumber,proses dan sistem belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, menuju terbentuknya masyarakat beljar dan berpengetahuan.
Untuk tercapainya visi tersebut, Teknologi Pendidikan mempunyai misi:
1. Melakukan pendekatan integratif dengan semua kegiatan pembangunan di bidang pendidikan, pelatihan dan lembaga kurusus-kursus.
2. Menyediakan tenaga profesional yang kompeten untuk mengelola dan melaksanakan kegiatn teknologi pendidikan.
3. mengusahakan adanya nilai tambahdengan digunakan teknologi pendidikan.
4. menghindari gejolak negatif seperti melebarnya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, antara perkotaan dan pedesaan, dan sebagainya.
5. Mengembangnya pola dan sistem pembelajaran yang memungkinkan keteribatn jumlah sasaran maksimal, perlusan pelayanan dan pemberdayaan warga dan organisasi belajar.
6. Menghasilkan sistem belajar dan pembeajran yang inovatif.
Jika rumusan yang sudah dijabarkan dalam sistem pendidikan nasional dan dibantu oleh lembaga lain yang terkait, dalam pengkajian teori dan penerapannya, maka prospek ke depan pendidikan pada masa yang akan datang dapat tercapai dengan baik. Teknologi pendidikan akan menjadi suatu cara dan pendekatan modern dalam proses pembelajaran, dan akan mengasilkan produk yang baik, manakal praktisi pendidikan, terutama guru-guru mampu dan mau mengaplikasikan secara profesional. *********

Maswan, dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara





IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar