Rabu, 28 Januari 2009

PROSES PEMECAHAN MASALAH YANG KREATIF

Oleh: Maswan

Proses pemecahan masalah secara kreatif idealnya harus melalui prosedur: 1) pencarian data; 2) pencarian ide; 3) penyelesaian.
Pencarian data, mengandung pengartian masalah atau persiapan. Pengartian masalah (problem difinition) memerlukan pengetahuan dan penjelasan mengenai masalah itu. Persiapan memerlukan pengumpulan dan penganalisaan data yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Pencarian ide, memerlukan adanya penciptaan dan pengembangan ide. Penciptaan ide memerlukan pemikiran mengenai ide-ide sementara sebagai penuntun yang tepat. Pengembangan ide memerlukan pemilihan ide-ide yang dihasilakan dan mempunyai kemungkinan terbesar untuk dipilih, penambahan dan pemrosesan ulang, semua itu dengan menggunakan modifikasi dan kombinasi.
Penyelesaian membutuhkan evaluasi dan adopsisi. Evaluasi perlu pegujian pemecahan sementara dengan menggunakan tes tau non tes. Adopsi merupakan penentuan dan pengimplementasian pemecahan akhir.
Tanpa memperdulikan prosedur itu, masing-masing langkah diatas menuntut adanya upaya yang hati-hati dan imajinasi yang kreatif.
Marilah kita mulai dengan mengartikan masalah. Albert Einstein menekankan pentingnya bagian ini dalam proses pemecahan masalah kreatif dlm kalimat berikut : ”perumusan suatu masalah seringkali lebih penting dari pada penyelesaiannya yang mungkin hanya merupakan persoalan keterampilan matematis dan eksperimental semata”.
Jarang terjadi secara kebetulan ide baru itu ditemukan, biasanya melalui usaha keras. Hal ini jarang merupakan suatu keberuntungan yang tanpa tujuan, seperti cerita mengenai seorang tukang ladeng yang karena ketidakhatiannya menjatuhkan sepotong pipa baja ke dalam sebuah wadah cairan dari kaca, dan saat mengeluarkan pipa itu, ia menyadari bahwa ia telah berhasil menemukan cara membuat tabung dari gelas.
Secara sadar kita tidak dapat meningkatkan hasil dari kejadian yang merupakan kebetulan yang menguntungkan, tetapi kita dapat menghasilakan lebih banyak ide dengan upaya yang kreatif, dan dalam proses ini kita harus memperhatikan tujuan semula, artinya kita harus membuat atau menentukan target sejelas mungkin.
Kadang-kadang kita harus menciptakan masalah itu sendiri. Pada kesempatan lainnya persoalan-persoalan itu ditimpakan pada kita, karena tekanan keadaan. Dalam organisasi-organisasi ilmiah dan bisnis, masalah ini seringkali diserahkan pada anggota staf. Dengan target yang sudah dinyatakan secara jelas. Tugas-tugas lain mungkin saja mengandung petunjuk-petunjuk yang sangat membantu.
Penyesuaian dan Pemecahan Masalah
Kita tidak hanya harus membuka masalah, tetapi harus juga menekan atau memecahakannya. Kita diharapkan membuat target secara jelas. Kususkan masalah itu dengan jelas. Atau paling tidak kita menguraikan masalah itu menjadi pertanyaan-pertanyaan yang jelas.
Seperti apa yang telah dikatakan oleh John Dewey, ”suatu persoalan yang dinyatakan dengan jelas, berarti sudah terpecahakan separuhnya”. Penguraian tidak saja memberikan penerangan pada target, tetapi akan membantu menempatkannya dalam perspektif yang sebenarnya. Penguraian membuat problem itu mempunyai hubungan dengan fakta-fakta lain yang diketahui, dan dengan demikian akan mempermudah pengamatan.
Tentu saja kita perlu menulis persoalan tersebut. Untuk membantu mendorong tindakan kreatif, kita harus membuka masalah itu pada orang lain, dan kita sendiri harus bekerja untuk menemukan jwabnya pada saat yang ditentukan, walaupun yang kita temukan itu ternyata bukan jawabnya yang sebenarnya. Dan janganlah berhenti hanya setelah kita mengajukan persoalan saja. Kita harus ingat bahwa sebelum kita dapat mengutarakan masalah, kita harus menentukan sifat masalah itu yang sebenarnya. Setelah itu barulah dapat menentukan tujuan-tujuan kita dengan pasti.
Seperti yang dijelaskan oleh Charle F. Kettering, ”proses suatu penelitian adalah dengan memisah-misahkan masalah menjadi bagian-bagian yang berbeda-beda, yang banyak kita ketahui. Jika kita telah memisah-misahkannya, usahakan mengerjakan hal-hal yang belum kita ketahui”.
Pertanyaan dapat menjadi kunci bgi pemecahan semacam itu. Misalnya, kita dimintai bantuan untuk memikirkan tanda lalu lintas baru untuk ditempatkan diluar tempat ibadah. Kemungkinan kita akan memulai dengan menuliskan, seperti: tujuannya lokasi, desain, mteri, penerangan, penulisan dan didirikan dimana? Dibawah setiap pertanyaan tersebut. Kita dapat menguraikan secara terperinci sub-sub pertanyaan. Misalnya, mengenai tujuan. Pertanyaannya dapat berupa: untuk mengingatkan anggota jamaahkanh, untuk menarik perhatian pendatangkah, atau untuk membentuk kemauanbaikkah? Untuk pertanyaan ini, kita dapt menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dapat memperjelas tujuan itu, menunjukkan data yang harus dicari dan membantu kita melangkah jauh serta lebih cepat dengan menggunakan pikiran kreatif kita.
Dalam tahap pengartian masalah kita harus memulai dengan masalah yang luas kemudian menyempit untuk menentukan sub masalah. Dengan mengetahui apa yang sedang kita cari, akan membantu kita mengenalinya pada saat kita melihatnya. Tetapi dalm kasus yang baru, bagaimana kita dapat mengetahui apa yang kita cari? Kita tidak akan tahu, kecuali jika kita memaparkan masalah itu dengan gamblang, mendasar, memasukkan semua hal dan menyebutnya dengan istilah yang umum, sehingga tidak ada hal-hal kecil sekalipun terlupakan. Dengan demikian kita tidak sekedar mempersiapkan pikiran kita untuk menjangkau jangkauan pendek dari jawaban-jawaban yang kita terima.
Masalah-masalah pribadi biasanya merupakan masalah yang kompleks, dan masalah ini pun akan lebih mudah diselesaikan, apabila dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih sederhana. Misalnya, jika dalam keluarga, isteri merasa sedih karena kelakuan suaminya, maka ia akan berhadapan dengan masalah, bagaimana sehingga dapat membuat suaminya lebih baik? Masalah tersebut terlalu banyak mengandung persoalan bagi pemecahan kreatif sebaiknya, seorang isteri memulai dengan membut daftar hal yang turut andil merusak suaminya, dan satu daftar lagi tentang hal yang dapat memperbaiki perilaku suaminya. Kemudian mengkhususkan target yang ingin dicapai, seperti, ”bagaimana saya dapat membuat suami saya mau makan bersama, pergi ke tempat ibadah bersama-sama saya”.
Seringkali terjadi, beberapa hal yang harus kita selesaikan diambil alih orang lain. Seperti kasus diatas, mungkin lebih baik bila sang isteri menentukan saja tujuan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menolong suaminya dari pada berusaha memperbaiki sifat suaminya. Hal ini isteri dapat memberikan perhatian pada suaminya, yang dapat membuatnya lebih bahagia lagi, atau dia dapat menolongnya memberikan kesempatan lebih banyak pda suaminya untuk menikmati kesenangannya.
Perlu diingat bahwa, walaupun setiap masalah yang memerlukan pemecahan kreatif diekspresikan dengan pertanyaan, tidak setiap pertanyaan mengandung masalah untuk pemecehen kreatif. Satu tipe pertanyaanyang memerlukan jawaban yang berdasarkan fakta, seperti pertanyaan, ”berapa banyak uang yang kita punyai untuk menyelesaikan proyek ini?” Tipe pertanyaan kedua yang memerlukan pertimbangan dan keputusan, seperti, ”apakah kita harus mendapatkan lebih banyak uang untuk menyelesaikan proyek ini?” jawaban yang mugkin diberikan dari pertanyaan ini adalah, YA dan TIDAK atau MUNGKIN. Tipe ketiga adalah pertanyaan yang memerlukan ide-ide baru, seperti, ”Dengan cara bagaimana kita dapat memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia”. Suatu pertanyaan yang diajukan dalam cara seperti ini adalah suatu masalah yang memerlukan pemecahan kreatif. Walaupun dalam penyelesaiannya dilibatkan juga fakta dan pertimbangan, masalah itu diekspresikan sedemikian rupa dengan maksud menurut ide-ide terbanyak. ********

Maswan, dosen, Pembatu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara



















IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar