Rabu, 15 April 2009

GURU DAN APLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Oleh: Maswan
Lembga pendidikan dalam berbagai jenis dan tingkatannya diseleggarakan pada hakekatnya bukan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk masyarakat. Sebagai lembaga yang berlabel pendidikan, kualitas layanan publik seharusnya dikedepankan oleh personel yang ada di dalamnya. Pelayanan publik sering menjdi sorotan masyarakat, termasuk pelayanan publik di lembaga pendidikan. Hal ini beralasan, karena di lembaga pendidikan mempunyai subjek masyarakat yang luas yang harus dilayani. Lembaga pendidikan dekat dan secara langsung berhubungan dengan masyarakat pendidikan, baik di sekolah yakni kepala sekolah, guru-guru, tenaga tata usaha, komite sekolah, orang tua/wali murid, maupun di luar sekolah yaitu masyarakat luas, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat, tokoh agama maupun orang-orang yang berminat dan memperhatikan pendidikn. Di lapangan sering dijumpai personel di lembaga pendidikan dalam melayani masyarakat masih kurang baik. Hal ini mendorong pemikiran dalam mencari solusi untuk mengatasinya. Murtiningsih, Manajemen Pendidikan; 2004:117).
Anggapan masyarakat tersebut, sebenarnya sah-sah saja. Karena pemdidikan di Indonesoa memang belum mampu memenuhi kebutuhan dan kehendak seluruh warga masyarakat. Namun pada sisi lain, disadari atau tidak dunia pendidikan kita sudah banyak memberi kontribusi dan sumbangsih besar terhadap kemajuan bangsa. Walaupun penyebaran dan perluasan kesempatan memperoleh layanan pendidikan bagi semua warga masyarakat belum merata, tetapi setidak-tidaknya pemerintah sudah berupaya untuk mengentaskan permasalahan ini. Bidang kualitas, walaupun belum tercapai, setidak-tidaknya juga ada upaya nasib pendidikan kita tidak terlantar, dengan cara menata sistem pendidikan, perubahan kurikulum terus dilakukan, dan tenaga kependidikan (guru) sudah hampir dipikirkan nasib dan kesejahteraannya.
Hal ini pertanda ada angin segar mengenai nasib guru yang menangani dunia pendidikan nasional. Harapan dari kita, memang pendidikan harus dibangun menggunakan pilar yang kuat, agar mampu mencapai puncak kejayaan, bahwa bangsa Indonesia adalah kaya budaya yang menjadi aset untuk disuarakan ke negara lain. Apakah bangsa kita mampu membangun konsep dunia pendidikan modern? Jawaban yang enak didengar, adalah ”dapat!” Asal kebijakan pemerintah difokuskan dalam menata sistem kebangsaan ini, memandang dengan kaca mata pandang yang transparan, bahwa membangun bangsa lewat pendidikan butuh beaya yang cukup besar.
Ilmu dan Teknologi dalam Pendidikan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, komunikasi dan informasi di luar pendidikan kemajuannya cukup pesat. Percepatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dimaksud di atas, sebenarnya hasil proses pendidikan. Pernyataan tersebut perlu dipertanyakan, Lembaga pendidikan mana yang membangun ilmu dan teknologi tersebut? Hal inilah yang menjadi tanda tanya kita. Apakah ilmu pengetahuan dan teknologi industri, komunikasi dan informasi itu muncul tanpa wadah pendidikan? Kalau kemajuan tersebut juga dari proses pendidikan, mengapa dalam membangun kerangka sistem pendidikan nasional, sains dan teknologi tersebut tidk menjadi acuannya? Pada realitasnya, ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya, dalam fungsi dan perannya tidak pernah lepas dari dunia pendidikan. Ia berjalan secara simultan, dan saling beringteraksi. Pendidikan sebagai wadah pembangun dan pengembangan ilmu dan teknologi, begitu juga sebaliknya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan teori dan sarana untuk membengun pendidikan. Ekologi sistem keilmuan, bagai rantai scakelar yang tidak pernah putus dalam kerangka budaya bangsa. Makanya kalau ingin membangun kemajuan bangsa, harus membangun sistem yang ada, jika satu rusak maka rusaklah seluruhnya.
Yusufhadi, (2004: 76), penerapan teknologi dalam bidang industri ini memang di satu pihak membawa korban dengan digantikannya tenaga manusia yang bersifat mekanistis dan kurang efisien, namun di pihak lain juga meningkatkan harkat manusia, karena kegiatan yang nonmanusiawi dilakukan oleh mesin. Implikasi ini tentunya terkandung dalam konsep teknologi pendidikan.
Ditinjau dari pendekatan pendidikan, lebih dahulu harus dibedakan dua pegertian yang sering kali dirancukan yaitu, ”teknologi dalam pendidikan” dan ”teknologi pendidikan”.
Teknologi dalam pendidikan adalah penggunaan teknologi sebagai produk untuk membantu penyeleggaraan kegiatan pendidikan, termasuk misalnya penggunaan mobil, pesawat pendingin, pengeras suara dan lain-lain peralatan atau perangkat keras untuk keperluan terselenggaranya kegiatan pendidikan.
Sedangkan teknologi pendidikan adalah proses yang bersistem dalam usaha mendidik atau pembelajaran. Dalam proses yang bersistem ini kemungkinan besar memang digunakan teknologi sebagai produk.
Teknologi sebagai disiplim ilmu yang diterapkan dalam pendidikan sangat besar kontribusinya dalam penataan dan pengembangan sistem pendidikan. Dengan diterapkan teknologi sebagai sebuah metode, pendekatan dan teknis dalam pembelajarn dalam dunia pendidikan (Ely dalamYusufhadi, 2004: 6-7), mempunyai potensi untuk:
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan:
a. Mempercepat tahap belajar ( rate of learning)
b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik.
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapt lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak.
2. Memberikan kemungkinan pendidikn yang sifatnya lebih individual, dean jalan:
a. Mengurangi control guru yang kaku dan tradisional.
b. Memberikan kesemptan anak untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan jalan:
a. Perencnaan program yang lebih sistematis.
b. Pengembangn bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tetang prilaku.
4. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan:
a. Meningkatkan kapabilitas manusia dengan berbgai media komunikasi.
b. Penyajian informasi dan data secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika (immediacy of learning), karena dapat;
a. Mengurangi jurag pemisah antra pelajaran di dalam dan di luar sekolah.
b. Memberikan pengetahuan langsung
6. Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, terutama adanya media massa, dengan jalan:
a. Pemanfaatan bersama (secara lebih luas) tenaga atau kejadian langka.
b. Penyajian informasi menembus batas geografis.
Pakar pendidikan, dan juga pernah menjdi menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr.Daoed Joesoef, mengatakan, bahwa teknologi pendidikan, harus terus dipkirkan, karean;
1. Dapat mendukung pertmbuhan dan perkembangan perluasan kesemptan belajar.
2. Dapat meningkatkan mutu pendidikan, karena selalu dipikirkan adanya perubahan-perubahan, termasuk perubahan kurikulum.
3. Dapat digunakan untuk landasan penyempurnaan sistem pendidikan, dengan jalan penelitian dan pengembangan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
4. Dapat juga menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam memikirkan kemajuan pendidikan.
Isu sentral permasalahan pendidikan nasional adalah mengenai peningkatan mutu. Para perencana dan pengambil kebijakan pendidikan nasional, terus menerus mencari solusi pemecahan dalam peningkatan mutu. Teknologi pendidikan sebgai bagian dari komponen pemacu peningkatan mutu pendidikan pun, selalu dicari bentuknya. Dan berbagai altrernatif dilakukan untuk mencari bentuk dan pola, agar mutu pendidikan dapat terwujud.
Para praktisi pendidikan di lapangan, akhirnya juga menawarkan program pengembangan intruksional, bahwa untuk menghasilkan produk pendidikan tidak hanya dilakukan dengan teori-teori bersifat verbalisme. Untuk itu program yang ditawarkan sebagai kontribusi penjaminan mutu pendidikan, adalah:
1. Proses pembelajaran dalam pendidikan, dilakukan dengan pendekatan integratif (terpadu), artinya proses pendidikan dilembaga persekolahan deipadukan dengan proses pendidikan di luar sekolah dengan berbagai pelatihan di lingkungan dunia usaha.
2. Proses pembelajaran dalam pendidikan, dilakukan dengan cara melibatkan berbagai macam sumber belajar dan sarana pembelajaran yang optimal, sekaligus memperluas pelayanan belajar baik dalam sekolah maupun di luar sekolah.
3. proses pembelajaran dalam pendidikan, disiapkan tenaga ahli dan cerdas dengan dibekali dengan perangkat keilmuan kependidikan, artinya tenaga kependidikan dituntut menguasai materi dan , trampil dalam penerapan penggunaan metode, teknik dan strategi yang sesuai serta profesional dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan..
Keterkaitan dengan penyiapan tenaga ahli (guru profesional) yang dimaksudkan, menurut Yusufhadi, (2004: 297), mampu mengelola progam Belajar yng Berbasis Aneka Sumber (BEBAS). Dalam hal ini guru dituntut memenuhi kebutuhan sumber daya yang diperlukan, yaitu yang:
1. Mampu merancang, menyusun, memproduksi dan menyebarkan bahan ajar.
2. Memutakhirkan bahan ajar secara berkala.
3. Menyelenggarakan interaksi .
4. Menyediakan fasilitas praktikum.
5. Memantapkan pengalaman lapangan.
6. Mengelola program pembelajaran.
7. Mengorganisasikan unit sumber belajar
8. Melakukan evaluasi secara profesional.
Melihat gambaran lebih dekat, jika tenaga kependidikan sebgai bagian dari sistem pendidikan nasional yang juga ikut menentukan terwujudnya pendidkan yang bermutu, maka pemerintah lewat kebijakan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri-menteri yang terkait dalam kebijakan pendidikan nasional, haruslah sadar diri dalam mempersiapkan tenaga kependidikan. Kebijakan untuk mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional dari segala lini, konsekuensi logisnya harus dibarengi dengan kebijakan imbalan finacial, yang mengantarkan kesejahteraan guru atau tenaga kependidikan lainnya.
Dengan disiapkan tenaga kependidikan yang profesional, penanganan proses pendidikan secara profesional pun mudah dilakukan. ****

Maswan, dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara




IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara




Tidak ada komentar:

Posting Komentar