Rabu, 15 April 2009

KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN
Oleh: Maswan

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah interaksi hubungan antara dua oarang atau lebih dalam proses penyampaian pesan, baik bentuk ide, gagasan, pemikiran dan perasaan dengan maksud untuk menambah kebahasaan. Komunikasi dalam terninologi bahasa diartikan, ”pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, dapat berhubungan dan terjadi kontak,” (Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Depdikbud: 1988).
Dalam dunia pendidikan teknologi komunikasi, diartikan sebagai ilmu cara berhubungan. Karena pendidikan yang di dalamnya memuat pesan-pesan pembelajaran tidak terhingga banyaknya, maka dibutuhkan cara atau teknik bagaimana agar pesan tersebut dapat ditranformasikan kepada peserta didik. Dalam hal ini guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, tidak dapat menghindar dari ketrampilan berkomunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran, terjadi proses panjang antara guru dengan murid, guru dengan orang tua murid, murid dengan murid, murid dengan orang tuanya, orang tua murid dengan masyarakat sekitar, masyarakat dengan guru, guru dengan guru, guru dengan kepada sekolah, kepala sekolah dengan kepala sekolah lain, kepala sekolah dengan kepala departemen, kepala departemen dengan menteri dan seterusnya.
Pesan-pesan pendidikan yang datang dari pusat pemerintahan yang berupa kebijakan, peraturan menteri sampai ke bawah yaitu sekolah sebgai akar rumput, agar pesan tersebut dapat diterima degan jelas maka komunikasi ini harus jelas dan nyambung. Jika komunikasi ini tidak dapat dilakukan dengan jelas, baik bunyi pesan dan alat yang digunakan tidak dapat memberi kejelasan, maka berakibat kesalahpahaman. Akhir dari sebuah alur perjalanan pesan yang dikomunikasikan salah, maka tidak menambah informasi, malah yang terjadi adalah kebingungan dan kesesatan.
Contoh kongkrit kebijakan menteri pendidikan nasional, mengenai perubahan kurikulum, dari tahun ke tahun, sebut saja mulai 1984 ke 1994 ke 2004 dengan bentuk
pengembangan KBK dan yang terakhir ini KTSP adalah sebuah kesimpang siuran pesan pendidikan. Sampai saat ini, hmpir 90 % guru-guru yang berada di lapis bawah, tidak paham apa yang namanya kurikulum secara utuh. Tidak usah diteliti dengan menggunakan instrumen macam-macam untuk menemukan angka 90 % tersebut, dari fenomena yang ada dari setiap sekolah sudah jelas dapat disimpulkan, ketidakpahaman guru mengenai kurikulum yang sebenarnya.
Jelas ini kalau diruntut, berakar dari ketidak jelasan komunikasi antara kita yang mengambil kebijakan dan dengan orang memjalankan kebijakan. Hal ini ada proses panjang yang harus diruntut, siapa yang melakukan tingkat kesalahan pada alur komunikasi dari atas ke bawah. Terjadi berapa fase tingkatan jenjang pesan-pesan ini harus diusung sampai tujuan. Apa kesalahan ini lantaran isi pesan yang tidak jelas, atau orang yang menyampaikan dan orang yang menerima pesan tidak cerdas dalam menangkap pesan tersebut, atau cara dan alat yang digunakan tidak sesuai dst?
Memang cukup kompleks masalah pendidikan ini. Karena masalah pendidikan ini sangat banyak, maka tuntutan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus disiapkan betul-betul. Dalam perjalanan ke depan untuk tenaga kependidikan juga harus dipilih manusia manusia yang cerdas jika kita menginginkan pendidikan ini maju. Baik guru-guru yang bertugas menterjemahkan pesan-pesan di lembaga persekolahan, maupun orang orang yang terlibat dalam mengambil kebijakan, haruslah orang-orang yang cerdas berpikir rasional (IQ) dan cerdas bersikap emosional (EQ). Hal ini disiapkan dalam rangka membangun komunikasi pendidikan yang lancar tanpa kendala. Keberhasilan pendididikan, walaupun tidak dimonopoli dari komunikasi, setidaknya komunikasi dalam pemdidikan ini ikut menentukan keberhasilan membangun sistem pendidikn yang ada saat ini.
Lebih jauh, dunia pendidikan tidak berdiri sebagai menara gading yang terasing dari keberadaan masalah global di dunia ini. Persoalasan di sekitar pendidikan yang pesat perkembangan adalah alat teknologi komunikasi dan informasi. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi ini, sebenarnya justru sangat membantu laju perkembangan dunia pendidikan, apabila kita sebgai praktisi pendidikan mampu memanfaatkan dan mengaplikasikannya.
Yusufhadi Miarso, sebagai Bapak teknologi Pendidikan sebenarnya sudah sejak lama telah berpikir ke arah pemanfaatan teknologi komuikasi dan informasi ini, dimasukkan dalam lingkaran sistem pendidikan. ”Teknologi komunikasi dan informasi telah berkembang dengan sangat pesat, sehingga sudah merupakan gejala dunia. Teknologi ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia sejak dikembangkan sistem komunikasi satelit domestik.
Gejala ini sebenarnya telah menjadi perhatian sejak awal kemerdekaan, yaitu dengan digunakannya siaran radio untuk mengobarkan semangat perjuangan kemerdekaan. Marshall McLuhan (1967) seorang pakar dalam bidang sosio-kultural (yang dikenal dengan bukunya, Media is the Message, menyitir ucapan Presiden Soekrno sewaktu berkunjung ke Hollywood, bahwa gambar hidup telah menyebabkan Revolusi Nasional Asia.
Dalam REPELITA I sebenarnya telah tercantum secara eksplisit kebijakan untuk menggunakan siaran radio dan televisi bagi peningkatan mutu pendidikan (RI, 1970:361). Namun kebijakan itu belum dapat terlaksana dengan semestinya karena kurangya sumber daya manusia dan dana, serta belum memadainya sarana dan prasarana.” (Menyemai Benih TEKNOLOGI PENDIDIKAN, 2004:481).
Lagi-lagi persoalan pendidikan adalah masalah sumber daya manusia dan dana. Ini masalah laten yang sebenarnya sejak Indonesia merdeka, yang sampai saat ini tidak pernah selesai. Lantas, apa masalah ini bisa berjalan sesuai dengan perjalanan waktu? Atau ada solusi untuk membebaskan masalah ini dari lingkaran setan yang mengakar? Keberanian pemerintah, dalam hal ini Menteri sebagai tangan kanan Presiden, harus angkat tangan tinggi-tinggi untuk meminta dana pembangunan bidang pendidikan sesuai dengan kebutuhan penanganan pendidikan.

B. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Teknologi komunkasi. dan informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan kita dalam berbagai bentuk aplikasi. Tofler menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang.
Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi pertanian; teknologi ini telah berlangsung ribuan tahun, bahkan hingga kini masyarakt kita masih banyak yang belum menerapkan atau mengambil manfaatnya.
Gelombang kedua ditandai dengan adanya teknologi industri yang berlangsung hanya dalam masa 300 tahun saja.
Gelombang ketiga merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatik yang berlangsung hanya dalam waktu puluhan tahun saja.(Yusushadi: 2004:487)
Selanjutnya, secara umum perkembangan dalam era informasi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Meningkatnya daya muat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengaplikasikan dan menyajikan informasi.
2. Kecepatan penyajian informasi yang meningkat.
3. Miniaturisasi perangkat keras yang disertai dengan ketersediannya yang melimpah.
4. Keragaman pilihan informasi untuk melayani bebagai macam kebutuhan.
5. Beaya perolehan informasi terutama beaya untuk tranmisi data yang cepat dalam jarak jauh, yang secara relatif menurun.
6. Kemudahan penggunaan produk teknologi komunikasi dan informasi, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunakya.
7. Kemampuan distribusi informasi yang semakin cepat dan luas, dan karena itu informasi lebih mudah diperoleh, dengan menembus abtas-batas geografis, politis maupun kedaulatan.
8. Meningkatnya kegunaan informasi dengan keanekaragaman pelayanan yang dapat diberikan sehingga memungkinkan pemecahan masalah yang ada secara lebih baik serta dibuatnya prediksi masa depan yang lebih tepat.
Berbgai kecenderungan khusus dalam teknologi komunikasi dan informasi yang erat kaitannya dengan penyelesaian masalah pendidikan antara lain:
1. Teknologi siaran,
2. Satelit komunikasi,
3. Komputer,
4. Teknologi vedio.
Bebagai jenis teknologi komunikasi dan informasi yang begitu cepat perkembangannya, maka konsekuensinya guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran akan efektif, menarik dan mampu menumbuhkan minat perhatian anak didik, jika guru mampu menggunakan dan mengaplikasikan dalam praktek sehari-hari. Sebagai guru yang profesional syarat mutlak harus menguasai teknologi elektrotik, sebagai wujud ketrampilan umtuk mengkomunikasikan pesan-pesan secara jarak jauh. Perubahan masyarakat begitu pesatnya, jika dunia pendidikan tidak juga mengikuti perkembangan itu, dan sekaligus tidak mampu ikut mengaplikasikan dalam proses kegiatan pembelajaran, maka selamanya dunia pendidikan akan terus ketinggalan kereta. Kurikulum dirubah-rubah terus, tetapi prakteknya tidak mampu mengejar ketertinggalan dunia luar, rasanya akan menjadi sia-sia.
Yang terpenting bagi guru, dalam melakukan tugas instruksional, diharapkan mampu menerapkan teknologi komunikasai dan informasi untuk pesan-pesan pembelajaran. Kerangka sistem pembelajaran perlu terus dicari polanya, sehingga pencapian target yang diharapkan dapat tercapai. Image untuk meningkatkan mutu pendidikan, tidaklah hanya sekedar konsep teoritis yang tidak mampu menjangkau realitas kehidupan di lingkungan sekitar. Kalau sudah demikian maka konsep sistem instruksional harus segera didesain.
Pesan pembelajaran dari berbagai sumber, oleh guru diupayakan dapat dikomunikasikan dengan jelas kepada peserta didik di kelasnya. Dalam hal ini guru harus menguasai materi (pesan) pembelajaran. Selain pesan atau materi pelajaran dikuasai, maka sarana atau alat bantu yang digunakan untuk mengkomunikasikan juga tersedia dengan lengkap. Dengan kata lain, proses komunikasi dalam belajar mengajar, perlu disiapkan perangkatnya, yaitu pesan, orang, prosedur, teknik (cara) dan alat yang digunakan. Jika proses komunikasi pembelajaran ini, guru sebagai bagian dari sistem yang terlibat dapat menguasai penuh bagian-bagian lain dari komponen sisten tersbut, harapan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.
Penerapan praktis komunikasi pendidikan, adalah lebih banyak dilakukan di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar. Agar proses belajar efektif, guru harus mampu melakukan komunikasi dengan peserta didiknya degan baik. Dalam hal ini guru menguasai tatacara atau pola komunikasi.

C. Pola Pengembangan Teknologi Komunikasi- Informasi
Menurut Dr. Nana Sudjana (1987:31), disebutkan; ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antra guru dan siswa:
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah.
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebgai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi. Komuikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah.
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik daripada yang pertama, sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
3. Komuikasi banyak arah atau komunikasi sebgai transaksi
Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dan murid, tetapi juga melibatkan interaksi dinaamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya. proses belajar mengajar degan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.
Pola-pola komunikasi di atas, kalau diaplikasikan dalam pendidikan yang sekarang dikembangkan dengan Kurikulum Berbasias Kompetensi atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka pola komunikasi yang tepat adalah komunikasi sebagai transaksi.
Dalam konsep komunikasi ini, anak tidak dianggap botol kosong yang tidak berisi. Model komuikasi sebgai aksi, anak hanya reseptif/menerima apa yang menjadi pesan guru. Padahal peserta didik sebenarnya sudah mempunyai kompetensi dasar yng perlu ditumbuhkan dandikembangkan sendiri, bahkan dapat ditularkan kepada teman-temannya, bahkan kepada gurunya.
Penerapan model atau pola komunikasi aksi dan interaksi, tetap tidak boleh dihilangkan dalam proses pembelajaran. Satu di antara ketiga pola komunikasi di atas adalah saling terkait. Variasi penggunaan pola-pola komunikasi ini, akan lebih mebawa daya tarik bagi peserta didik, hal ini tergantung dari kondisi dan situasi proses pengajaran. Hal ini juga tergantung dari materi apa, dalam situasi bagaimana, alat bantu apa yang digunkan dalam proses pembelajaran tersebut.
Tekonologi komunikasi (aksi, interaksi dan transaksi) akan berdampak kemajuan pada peserta didik, jika seorang guru dibekali dengan perangkat kemampuan mengajar, dengan perndekatan sistem teknologis. Artinya guru harus profesionl, menguasai materi ajar, memahami proses, mampu mendesain sumber dan alat pembelajaran, penguasaan administrasi dan manajemen pendidikan secara umum. Guru dianggap mampu mengplikasikan teknologi pendidikan, jika mamahami, mampu, dapat dan trampil di dalam proses pembelajarannya. Guru memang harus juga belajar sepanjang masa, belajar membca kehidupan perkembangan jaman, belajar memahami alam dan lingkungan hidupnya. Dan justru yang paling penting untuk diperhatikan guru adalah belajar dan berlatih memprediksi masa depan yang dituju seperti apa. Tantangan dunia pendidikan kita, adalah bagaimana kita (perencana, praktisi—termasuk guru) tidak hanya belajar apa yang muncul saat ini, tetapi bagaimana peristiwa hari ini muncul untuk dapat diprediksikan pada masa yang akan datang.
Kemampuan berkomunikasi, berarti mampu menangkap pesan yang datang dari orang (sumber) lain, dan pesan yang sudah diperoleh dikomunikasikan (ditranformasikan) pada orang lain. Ketrampilan berkomuikasi dalam arti luas bagi seorang guru, harus mampu menyampaikan pesan-pesan dunia luar pendidikan, digunakan sebagi bahan refeensi untuk disampaikan pada peserta didik. Pesan atau materi yang komunikasikan tersebut akan sampai pada tujuan (anak didik), maka penyampaiannya digunakan alat bantu/media, pendekatan, ,metode dan teknik yang baik pula. Dan tidak kalah pentingnya guru harus cerdas dalam merangcang (mendesain) program instruksional yang akan dilaksanakan di dalam kelasnya. *************

Maswan, Dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara

IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara


2 komentar:

  1. ingin tanya tentang referensi buku

    BalasHapus
  2. http://goo.gl/LjZTqU

    http://goo.gl/VpQ7vU

    http://goo.gl/VMBnDg

    http://goo.gl/UyHzDo

    http://goo.gl/A2LQy3

    http://goo.gl/4yhlUC

    http://goo.gl/722z8I

    http://goo.gl/Ezdo1w

    http://goo.gl/tIlqM5

    http://goo.gl/Uh8LB3

    http://goo.gl/TyxLCq

    http://goo.gl/KIvXYq

    http://goo.gl/CbmSMJ

    BalasHapus