Rabu, 15 April 2009

KERANGKA PIKIR PENDIDIKAN YANG BAGAIMANA?

Oleh: Maswan

Bagaimana agar Manusia Mendapat Pendidikan?
Jawaban dari pertanyaan ini adalah, kita harus membangun sistem pendidikan nasional secara komphehenship dan profesional. Dalam aspek kuantitatif (jumlah) agar semua warga negara yang masih pantas terdidik di lembaga pendidikan formal dapat merasakan nikmatnya sekolah. Dan dari segi kualitas (mutu) harus terus menerus dicari pola penanganannya.
Dalam konsep pendidikan sepanjang masa, manusia harus dididik. Kerangka sistem penedidikan baik pendidikan informal, nonformal dan formal diharapkan menjdi satu kesatuan utuh. Artinya pemerintah secara sadar harus merencanakan program pendidikan dari masing-masing wadah tersebut. Pendidikan keluarga? Jangan ada anak dari warga miskin di negara Indonesia ini terlantar. Jikalau ada keluarga yang terlantar, secara otomatis mentelantarkan kehidupan anak dari generasi ke generasi keturunannya.
Begitu juga jangan sampai ada anak yang terasing dari lingkungannya. Hal ini dapat terjadi karena dari masing-masing keluarga yang dalam tatanan kehidupan tidak mendapat posisi di masyarakatnya, sementara tokoh-tokoh masyarakat tidak mempunyai kepedulian terhadap orang-orang yang ada disekitarnya. Ketidak pedulian masyarakat ini, juga sangat dipengaruhi oleh ketidak pedulian pemerintah terhadap kehidupan masyarakat. Motivasi, perhatian atau dukungan harusnya datang dari pemerintah, jika ada kelompok-keompok masyarakat yang berupaya untuk mendirikan tempat pendidikan. Tidak malah dipersulit pendiriannya. Dan jika sudah berdiri jangan sampai tidak disentuh untuk dibina dan dibantu segala sesuatunya.
Realitas saat ini, lembaga pendidikan formal secara kuantitatif tidak mampu meyelesaikan pemerataan dalam menampung pendidikan warga secara menyeluruh. Sementara ini yang mampu sekolah adalah mereka yang mempunyai kimampuan membayar beaya pendidikan secara maksimal. Beban beaya pendidikan sudah terlalu mahal bagi warga negara miskin. Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah yang sangat serius. Mengenai kualitas pendidikan masih sangat jauh dari harapan. Banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa dunia pendidikan kita ini tidak dapat maju. Jawaban klasik, adanya dana yang sangat minim terhadap beaya pendidikan. Padahal untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat ditempuh degan cara melengkapi semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pendidikan. Selain itu juga karena guru-guru sekolah di Indonesia ini rata-rata dari tingkat menengh ke bwah dari segi kualitas IQnya. Dan kebanyakan yang rela dan mau menjadi tenaga guru adalah dari keluarga miskin . Karena sejak awal sudah dibangun image, bahwa guru adalah pahlawan miskin yang tidak mendapat tanda jasa. Dunia pendidikan kalau masih dipegng oleh orang-orang yang kesejahteraannya kurang, jelas kerjanya tidak maksimal. Dan pada sisi lain jika gurunya miskin, sementra muridnya dari anak orang kaya, umumnya kata-kata guru tidak diindahkan oleh murid, bahkan cenderung melecehkan guru-gurunya. Beda jika gurunya kaya secara material, apa yang menjadi saran dan pendapatnya akan dituruti oleh murid-muridnya. Akibat ketidakmampuan guru secara meteri biasanya miskin sarana pembelajaran, padahal sarana pendidikan modern sangat dibutuhkan kelengkapan sumber dan media pembelajaran.
Teknologi pendidikan yang dibangun sampai saat ini masih menghadapi masalah kerena adanya kemampuan guru dalam bidang ilmu yang sangat minim dan juga sarana pendidikan tidak dicukupi oleh pemerintah. Maka akibatnya adalah pendidikan yang dibangun saat ini, masih cukup banyak kendalanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Menurut Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc, dalam buku Menyemai Benih TEKNOLOGI PENDIDIKAN, disebutkan, ”Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produk dari manusia yang terdidik, dan pada gilirannya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu mengambil manfaat—dan bukan menjadi korban—dari perkembangan ilmu dan teknologi sendiri. Memahami serta mengambil manfaat dari perkembangan ilmu dan teknologi tidak mungkin dilakukan oleh semua manusa dengan kadar dan waktu yang sama. Keterbatasan manusia dan waktu menurut adanya spesialisasi yang semakin menajam.
Pendidikan sebagai suatu ilmu, teknologi dan profesi, tidak luput dari gejala perkembangan. Kalau semula hanya orang tua yang bertindak sebagai pendidik, kemudian kita kenal profesi guru yang diberi tanggung jawab mendidik. Sekarang ini secaa konseptual maupun secara legal telah dikenal dan ditemukan sejumlah keahlian khusus, jabatan dan atau profesi yang termasuk kategori tenaga kependidikan.
Konsepsi dan ketentuan perundangan tentang tenaga profesi itu perlu dijabarkan lebih lanjut, khususnya tulisan ini memberikan informasi dan sumbangan tentang penjabaran profesi teknologi pendidikan sebagai bagian tenaga pengembangan pendidikan.”
Guru yang dianggap sebagai tenaga profesional, di dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah, maka konsekwensi logisnya harus mampu mengatasi persoalan pendidikan dalam bentuk apapun. Setidaknya dalam proses pembelajaran di kelas harus menguasai materi dan methodolgi, pendekatan dan mampu memanfaatkan sumber bejalar. Hal ini akan dapat terlaksana jika semua kebutuhan hidupnya tercukupi. Dalam arti kebutuhan di sekolah dalam proses pembelajaran kepada anak didiknya tercukupi semua sarana dan prasaranannya. Di rumah dalam mengurus keluarga tidak menghadapi hambatan kebutuhan ekonomi dan terasa nyaman dan sejahtera kehidupannya. Inilah tantangan dunia pendidikan kita.
Hadirnya teknologi pendidikan yang dibarengi dengan kelengkapan media dan sumber belajar secara lengkap, serta sarana penunjang pembelajaran tercukupi, sebenarnya tugas guru semakin ringan, namun dibutuhkan tenaga profesional dan skill yang tinggi. Karena pada dasarnya konsep pendidikan modern yang perlu dikembangkan saat ini agar peserta didik dapat berkreasi secara mandiri.


G. Konsep Pendidikan Modern
Konsepsi pendidikan yang dikembangkan saat ini adalah:
1.Pendidikan pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak didik yang berakibat terjadinya perubahan pada diri pribadinya.
Prinsip ini mengndung arti bahwa yang harus diutamakan adalah kegiatan kegitan peserta didik dan bukannya sesuatu yang diberikan kepada peserta didik.
2. Pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup.
Konsep dasar pendidikan ini jika diruntut proses pendidikan. maka tidak cukup di lembga formal persekolahan, justru yang banyak waktu luang peserta didik berada di rumah dan di masyarakat, yang sring kita sebut dengan lembaga pendidikan informal dan non formal.
3. Pendidikan berlangsung kapan dan di mna saja.
Konsep dasar pendidikan ini, jika kita berpikir sistem, maka kurikulum pendidikan informal (pendidikan di dalam keluarga) dan kurikulum pendidikan nonformal (pendidikan di dalam masyarakat masyarakat) harus dirancang dan disusun untuk dilaksankan oleh lembaga yang menangani pendididikan tersebut. Jika pelaksanaan pendidikan tersebut dihitung dengan anggaran beaya, maka akan menghabiskan dana yang cukup besar. Pemerintah yang memikirkan beaya pendidikan formal (sekolah negeri) saja, sudah mengalami kewalahan. Padahal pemerintah juga harus ikut memikirkan kelangsungan dari kedua lembaga tersebut.
4. Pendidikan berlangsung secara mandiri (independen) dan dapat berjalan secara efektif apabila dilakukan pengawasan dan penilaian.
Idealnya pengawasan proses pendidikan dilakukan setiap saat. Dalam hal ini konsep kemandirian yang dimaksudkan adalah bagaimana praktisi pendidikan mampu mengambangkan konsep konsep ideal, tidak terpaku pada aturan baku yang telah dibuat oleh pemerintah. Namun pengawasan dan penilaian yyp harus dilakukan secra terus menerus untuk menghindari salah arah, sehingga akn menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan inilai-nilai kehidupan bangsa. Pengawas dan penilai tidak harus dilakukan oleh guru dalam ruangan kelas, tetpi dapat dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan masyarakat.
5. Pendidikan dapat berlangsung secea efektif, baik dalam kelompok yang homogin, hiterogen dan perseorangan.
Kelompok belajar yang mengacu pada homoginitas berkisar antara 30-40 anak. Namun juga dapat berkelompok hiterogen dalam satu ruang kelas, baik umur, tingkat dan macam belajarnya.
6. Pendidikan dapat diperoleh dari siapa saja dan apa saja, baik yang dirancang maupun yang tidak dirancang, namun ada kemanfaatannya.
Konsep pendidikn ini, jika seseorang mempunyai kesadaran penuh, minat yng tinggi untuk belajar, maka ia dapat mengambil pelajaran dari siapa sajaa dan materi pelajaran apa saja. Bahkan proses belajar dapat diperoleh dari media TV, radio, surat kabar, internet dan dari lingkungan hidup sekitarnya.
Dengan melihat proses pendidikan yang demikian, dapat dikemas dalam ruang lingkup yang luas, maka kehadiran media, alat, strategi, metodologi dan teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam konsep dasar pendidikan modern. Sudah waktunya dunia pendidikan Indonesia melakukan proaktif untuk mengembangkan sayapnya mengatur jaringan kerjasama (needwork) dengan seluruh bidang kehidupan, terutama pada bidang teknologi komunikasi-informasi. Proses pembelajaran pendidikan formal persekolahan, menuntut guru menguasai teknologi pendidikan, dalam arti yang luas dan sebenarnya.
***************
Maswan, dosen, Pembantu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara







IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar