Rabu, 15 April 2009

IMAJINASI YANG KREATIF DAN TIDAK KREATIF

Oleh: Maswan

Pembahasan ini berkaitan dengan masalah upaya mencari ide-ide imajinasi yang kreatif, terutama dalam implikasi untuk memecahkan masalah. Walaupun begitu, untuk pemahaman yang menyeluruh, akan dibahas bentuk-bentuk lain dari imajinasi.
Masih banyak fakta mengenai kerja otak manusia yang perlu diungkapkan. Walaupun dengan menggunakan pisau-pisau bedah telah dapat menembus tirai kemisteriusan keadaan otak manusia. Tetapi cara mengenai kerja otak dan fungsi otak masih tetap menjadi suatu yang misteri.
Di pihak lain, otak-otak elektronik yang dibuat dari logam dan plastik di zaman komputer ini hampir dapat melakukan apa saja yang dapat dilakukan oleh otak manusia. Bahkan tingkat tertentu mesin-mesin itu dapat membuat suatu keputusan. Namun demikian, otak-otak mekanis elektronik tidak akan pernah dapat mencapai tingkat tertinggi dari kemampuan pikiran manusia, yakni imajinasi yang kreatif.

Kerja Imajinasi yang Tidak Dapat Terkontrol
Sebagai suatu istilah, imajinasi mencakup bidang yang sangat luas dan abstrak, sehingga seorang perintis pendidikan telah menyebutnya sebagai ”bidang yang dihindari oleh psikolog”. Karena imajinasi mempunyai bentuk yang beragam atau multidimensi, sebagian berupa ide-ide gila, sebagian berupa ide yang berguna, sebagian lagi tampak agak kreatif dan sebagian yang lainnya benar-benar ide yang kreatif. Bentuk-bentuk tersebut dipilah menjadi dua kelompok besar. Satu kelompok pada dasarnya terdiri dari jenis yang tanpa kendali, dan kadang melantur tidak terarah. Kelompok kedua terdiri dari jenis yang dapat kita kendalikan, yang dapat disetir sesuai dengan kemauan.
Kelompok yang kurang dapat dikendalikan, meliputi bentuk-bentuk imajinasi yang tidak sehat, seperti halusinasi, ilusi, impian dan penyakit-penyakit yang sejenisnya.
Perasaan rendah diri yang berlebihan (inferiority comflexes) merupakan salah satu bentuk yang lain. Sekarang ini banyak penyakit macam itu dan tampaknya tetap dianggap lepas kontrol. Namun, para psikatri telah menemukan cara penanggulangannya. Doktor Harry Posdick dan Doktor Henry Link, telah melakukan hal semacam itu lewat penggabungan terapi psikatri keagamaan.
Mengenai salah satu bentuk imajinasi yang gila, yaitu martyr complex, kadang disebut sebagai pahlawan yang terluka. Orang-orang yang menderita penyakit semacam ini selalu membayangkan perasaannya terluka yang dibesar-besarkan dan akhirnya mengarah pada rasa iba pada dirinya sendiri secara berlebihan. Hipochondria merupakan bentuk-bentuk yang sejenis, tetapi jenis ini mmenjadikan si penderita suka melamun.
Menurut Dr. Josephine A.Jackson, bahwa salah satu penyebab pokok penyakit ini adalah, “keinginan untuk melarikan diri dari kesulitan, yaitu penyalahgunaan imajinasi, sebagai jalan untuk melarikan diri dari kenyataan”. Pendapat ini diperkuat oleh Freud bahwa setiap neurois atau gangguan jiwa adalah akibat dari pemaksaan diri dari kenyataan hidup, pengasingan diri dari kenyataan, dan ini merupakan tujuannya.
Mimipi adalah bentuk yang lebih umum dari iamajinasi yang tidak terkontrol. Fenomena ini sudah lama dipandang sebagai salah satu fase yang paling misterius dari pikiran manusia. Kecepatan mimpi merupakan hal yang paling abstrak, dalam mimpi lebih banyak tindakan bila dibandingkan dengan drama. Bayangkan, betapa mengherankan kemampuan yang dimiliki imajinasi kita. Dalam watku dua detik misalnya, kita dapat bermimpi bermacam-macam, andai ditulis kira-kira menghabiskan 2000 kata.
Melamun adalah penggunaan yang paling umum dari imajinasi yang tidak kreatif. Hal semacam ini sering disebut angan-angan. Angan-angan bagi kita merupakan salah satu bentuk aktifitas pikiran. Lamunan tidak memerlukan daya dan upaya. Kita hanya menyatukan imajinasi dengan ingatan, dan dapat melantur kemana-mana tanpa desain dan tanpa arah.
Dr. Josephine Jackson mengingatkan pada kita bahwa ”melamun dapat menjadi tidak sehat, jika lamunan itu tidak melihat kenyataan yang ada, seperti yang dilakukan dalam imajinasi yang positif”. Begitu juga Victor Wagner menyebutkan, ”melamun sebagai jalan untuk melepaskan diri dari kenyataan yang keras pada hari-hari kerja”. Tetapi bagi anak-anak, lamunan merupakan hal yang alami dan tidak begitu berbahaya, seperti orang dewasa. Anak-anak mendapatkan kesenangan dari melamun dengan merasa berdosa, yakni dengan hanya membayangkan keinginan mereka untuk mendapatkan kepuasan. Jika melamun seperti itu terus dibiarkan sampai dewasa, hampir dapat dipastikan akan menjadi suatu fantasi yang membayakan.
Kecemasan juga merupakan salah satu bentuk imajinasi yang kurang kreatif. Dan biasanya sering diterima sebagai sesuatu yang tidak dapat dikendalikan. Dr. Harry Fosdick menyebutkan sebagai ”anxious fear” atau ketakutan. Karena, ini merupakan ciri manusia, dan tidak pernah terdapat pada binatang. Fosdick juga menganggap bahwa sifat ini adalah suatu atribut dari anugrah bagi manusia, yakni imajinasi.
Kita dapat menggantikan imajinasi-imajinasi yang bersifat merusak dan menakutkan dengan gambaran hidup atau kehidupan yang positif, yang berarti dan membangun serta menjadi harapan. Jadi, akhirnya kita dapat membuktikan bahwa saat seseorang berpikir, ia benar-benar menggunakan pikirannya.
Apabila didasarkan pada gangguan-gangguan imajiner, maka kekhawatiran merupakan fase yang sukar dipisahkan dari ketakutan . Ketakutan, sebenarnya merupkan emosi yang lebih dalam lagi. Jika didasarkan pada kenyataan atau probabilitas, maka ketakutan merupakan imajinasi yang diharapkan akan menampakkan segi-segi terbaik bagi seseorang, baik mental maupun psikologis. Ketakutan akan dapat membuat kita siap untuk menghadapi hal yang paling buruk, sementara kita juga mengharapkan sesuatu yang terbaik.
Dan akhirnya, ada juga yang disebut perasaan sedih. Kadang-kadang perasaan ”depresi” ini disebabkan oleh kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan atau penyebab dari luar yang lain. Bahkan perasaan ini sering muncul karena keadaan susunan kimiawi dalam tubuh seseorang yang tidak seimbang. Apapun penyebabnya, seringkali dibenarkan bahwa penyebab keputusasaan adalah karena imajinasi kita tidak terkendalikan sehingga melantur kemana-mana.

Pekerjaan yang Mengarah pada Daya Cipta
Bayangkan! Jika kita mendengarkan orang berkata bahwa apa yang dikatakan itu kemungkinan mengarah pada bentuk-bentuk imajinasi yang hampir kreatif, yang dapat dikendalikan dan menyenangkan seperti ”visual imajiner!”. Ini merupakan kemampuan melihat hal-hal dalam pusat pikiran kita. Dengan menggunakan bakat ini, setiap orang dapat menciptakan suatu gambaran mental dari hampir setiap apa yang diinginkannya.
Tipe fotografis imajinasi dapat mempunyai bentuk-bentuk yang bermacam-macam. Salah satunya adalah apa yang disebut dengan ”speculative imagery” (imajinasi spekulatif)di mana imajinasi hanya memainkan peranan yang sedikit.
Tipe lain dari imajinasi adalah apa yang disebut ”reproduktive imagination” (imajinasi reproduktif). Imajinasi spekulatif dapat muncul setiap waktu, tetapi lain halnya dengan imjinasi reproduktif. Jenis ini hanya muncul jika dikaitkan dengan waktu lampau atau masa lalu.
Walaupun imajinasi reproduktif dan spekulatif ini cenderung muncul dan menghilang kembali dengan sendirinya, namun kita dapat mengarahkan kemampuan ini sesuai dengan kehendak kita. Hal ini juga berlaku bagi tipe “visual imagery” (imajinasi visual) yang disebut dengan “structural visualization” (visualisasi struktur). Tes ilmiah memberikan gmbaran atau perhatian khusus pada tipe ini. Johnson O’connor menyebutnya sebagai suatu perasaan yang diturunkan untuk makhluk tiga dimensi. Suatu gambaran kemampuan insting dalam pikiran manusia yang dapat membentuk gambaran yang jelas dari suatu benda. Kecakapan ini merupakan suatu yang penting bagi fisikawan dan ilmuwan lain.
Ketiga bentuk imajinasi di atas dapat dikendalikan, asal megetahui cara penggunaannya.
Bentuk imajinasi yang lebih kreatif lagi dapat kita gunakan sebagai jembatan yang dapat menghubungkan kita dengan tempat lain. Kita menggunakan imajinasi ”vicarious” hampir setiap hari atau setiap saat. Rasa simpati merupakan salah satu bentuk dari imajinasi tersebut. Tanpa ada imajinasi ini, kita tidak akan dapat turut merasakan perasaan orang lain.
Bentuk imajinasi ini sering digunakan pada saat berpura-pura menjadi orang lain, seperti pada diri seorang anak yang bermain sandiwara. Anak kecil berpura-pura sebagai seorang ninja, sebagai seorang jagoan dsb. Semua kehidupan pasif ini memungkinkan kita mendapatkan kesenangan untuk berganti tempat. Fakta telah membuktikan bahwa banyak karcis pertunjukan film yang habis terjual. Hal semacam ini karena orang didorong oleh keinginannya meleburkan diri dalam kehidupan orang-orang atau bintang film yang ditontonnya.
Viracious Imajination, juga cenderung menentukan bacaan apa yang dipilih publik. Pada suatu edisi surat kabar, diberitakan besar-besaran dan ini merupakan head line tentang pengumuman hasil pertemuan menteri-menteri sedunia. Pada halaman yang sama dibagian pojok yang tersembunyi juga diberitakan mengenai anak laki-laki yang membalut kaki seekor kucing yang patah. Kebanyakan kaum wanita lebih mudah memahami dan lebih tertarik soal anak laki-laki tersebut yang membalut kaki kucing tadi, daripada soal pengumuman pertemuan menteri tersebut.
Untuk dapat bergaul dengan orang lain, kita harus mempunyai bayangan tentang perilaku bagaimana yang dikuasai atau disukai orang itu, dan bagaimana memahami perilaku yang kita sukai. Tuntutan akan imajinasi yang serupa juga menandai tindakan yang mencerminkan keramahan, seperti saat pemilihan hadiah. Kita tidak hanya perlu menjadi orang lain, tetapi juga harus mimikirkan sederetan alternatif. Dan hal ini merupakan kerja keras dan memerlukan kreatifitas, karena kita jarang mendapatkan hadiah yang tepat tanpa usaha-usaha imajinatif.
Jika kita mau berusaha lebih keras lagi untuk memahami orang lain, maka konflik yang terjadi dalam kehidupan manusia akan berkurang dan keharmonisan pun akan meningkat. Jika kita seorang guru memanggil murid karena persoalan disiplin maka kita dapat meminta muridnya di meja guru dan kita duduk dikursi murid. Hal ini merupakan pertukaran yang akan membuat murid memandang persoalan itu dari sudut pandangan sekolah. Ya, ini berlaku pada tingkat pendidikan menengah dan tinggi.
Kunci kebijaksanaan pun terletak pada cara menempatkan diri kita pada kedudukan orang lain. Kebijaksanaan berkaitan dengan kedudukan atau yang kita lakukan dan yang tidak kita lakukan, sekaligus dengan apa yang kita katakan dan yang tidak kita katakan. Lingkungan dan latihan telah menjadikan kebijaksanaan sebagai suatu yang bersifat naluriah. Akan tetapi, penggunaan Vicarious Imajination itu tidak memerlukan keinginan untuk memberikan kesenangan, tetapi bahkan menuntut adanyan usaha dari kita. Semakin besar kemampuan kreatifitas yang kita miliki, kita pun diharapkan dapat menjadi semakin bijaksana.

Bentuk-bentuk Imajinasi yang Kreatif
Sebelum kita melangkah menuju bentuk imajinasi yang kreatif, marilah kita mencoba sejenak untuk meninjau apa yang disebut dengan ”anticipate imagination” (imajinasi antipati). Dalam penggunaan yang paling pasif, imajinasi inilah yang mendorong seorang anak untuk tidak menyentuh arang yang menyala. Jika kita berkata pada seorang pelempar bola dalam team basket, ”keluar sana dan gunakan imajinasimu”, kemungkinan ia akan menjawab, ”huh”. Walaupun kemungkinan ia tidak mempunyai ”inventive creatifity” (kreatif inventif), tetapi mungkin banyak sekali ia mempunyai ”anticipative imagination”. Ia harus memikirkan kelanjutan setiap lemparannya. Semua perkiraan memerlukan ”anticipative imagination”. Kita kalau melihat suatu kejadian, misalnya seekor kucing melompat. Sebelum melompat masih menempatkan posisi akan melompat, mesti kita mempunyai bayangan ke mana seekor kucing tersebut akan melompat.
Bentuk tertinggi dari ”anticipative imagination adalah harapan kreatif. Jika kita menginginkan sesuatu muncul menjadi kenyataan, dan yakin bahwa itu akan terjadi, maka sering kali kita berusaha mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Inilah inti dari harapan kreatif. Kemampuanlah yang menjadi seseorang dapat menjadi juara.
Mengenai imajinasi kreatif, ini mempunyai fungdi ganda. Di satu sisi berfungsi mencari dan di sisi lain berfungsi megubah apa yang sudah ditemukan menjadi karya kreatif.
Dalam fungsi creatif imagination sebagai pencari, bakat kita bertindak sebagai penerang yang dapat kita gunakan untuk menemukan hal yang sebenarnya bukan baru, tetapi baru bagi kita. Jika kita melakukan penyelidikan, biasanya kita menerangi bagian-bagian yang gelap. Dengan cara ini orang-orang seperti Newton dapat menjelaskan hal-hal yang tidak diketahui orang lain. Seperti hukum grafitasi. Hal ini lebih merupakan penemuan daripada penciptaan. Tetapi, baik untuk penemuan maupun penciptaan, kita harus selalu memutar lampu sorot ke segala arah. Semakin banyak alternatif yang kita temukan, semakin besar pula kemungkinan kita untuk mendapatkan apa yang kita cari dan hal ini seringkali ditemukan dalam kenyataan.
Saat kita mengalami masalah pribadi, kita cenderung mengeluh. Kenapa ini harus terjadi? Kita menyesali kegagalan, kreative imagination dalam menemukan jalan bagi kita, sedangkan kita seharusnya menghadapi kenyataan kegagalan itu untuk memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin kita tempuh.
Fungsi pencari seharusnya tidak dipisahkan terlalu jauh dari fungsi pengubah. Tetapi marilah kita tinjau sejenak fungsi pengubah itu sendiri. Sebagaimana imajinasi dapat digunakan sebagai penerang, ia juga dapat digunakan sebagai pemanas. Sebagai pelayan, imajinasi dapat mengolah hal-hal yang bukan baru menjadi sesuatu yang baru. Dengan cara ini, kita dapat melakukan sesuatu lebih dari hanya penemuan semata, yaitu kita dapat menciptakan, kita dapat menghasilkan ide-ide baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Pada suatu saat ibu rumah tangga, sibuk dengan pencil dan kertas memikirkan menu hari itu. Ia mengamati semua jenis daging, ikan, dan bahan makanan lainnya. Dalam pencariannya, akhirnya ia menemukan apa yang ia inginkan. Kemudian ia memotong-motong, mencampurkan dan memasak bahan tersebut, serta membumbui dengan ini dan itu sebagai penyedap. Dari tepung menjadi rempeyek. Dari ayam tauge dan mie muncul sop kental dengan mie. Dengan demikian ia telah menggunakan dengan baik kemampuan mencari, mencampur dan yang terakhir adalah mengkombinasikan keduanya yang sering disebut inti dari imajinasi kreatif (creative imagination).
Jika diterapkan pada penginderaan, penggunaan istilah sintesis adalah kurang tepat, bahkan penggabungan sintesis saja. Sebab, harus diadakan pemisahan dan penggabungan kembali. Analisis, pencarian, lalu penggabungan, dan sebaliknya juga merupakan bagian dari penelitian kreatifitas. Percobaan ilmiah memerlukan semua aktifitas ini dan beberapa hal yang lain lagi.
Tidak seperti bentuk-bentuk imajinasi lainnya, banyak yang benar-benar kreatif, dan jarang sekali muncul secara otomatis. Bahkan, walaupun hal itu tampaknya terjadi diluar kemampuan kita, sebenarnya hal itu disebabkan oleh kita telah mencoba melakukannya. Oleh karenanya, kreatifitas lebih dari hanya sekedar imajinasi saja. Kreatifitas adalah imajinasi yang disertai dari niat dan upaya.
Psikolog R.M Gerard menggambarkan creative imagination sebagai tindakan pikiran yang menghasilkan ide-ide baru atau pengetahuan baru. Kunci dari pernyataan itu adalah kata action (tindakan). Mengenai usaha kreatif yakni imajinasi untuk mencari, meramalkan, memenuhi, melengkapi, merencnakan, menciptakan, menyelesaikan, mempercepat dan mengawali, dalam keseluruhan daftar tersebut tidak ditemukan satu kata kerja pasif satu pun.
Walaupun kita dapat memahami bagaimana cara kerja imajinasi dan bgaimana menggunakannya, keabstrakan simpul-simpul kreatifitas tidak membantu, tetapi malah mempengaruhi orang yang merenungkannya. Ada satu pertanyaan yang tidak akan mungkin dijawab oleh manusia, yaitu pertanyaan apa yang menimbulkan percikan imajinasi itu? Ini merupakan rahasia yang paling dalam dari kehidupan itu sendiri, dan kita belum mengetahui apa yang menyebabkan jantung kita berdetak. Henry Morton menggambarkan kekuatan motivasi ini sebagai alat pengatur waktu elektris yang disebut pembuat langkah (pace maker). Tetapi, yang menjadi pertanyaan apa yang menggerakkan si motivasi itu?
Creative imagination, kira-kira sama atau lebih abstrak lagi. Menurut Richard Robert, hal ini hanya dapat dimengerti sebagai suatu bukti soal Ketuhanan. Ia berpendapat, “dalam pekerjaan di dunia ini ada pengaruh yang dapat digambarkan sebagai daya cipta, yang di man pun ia bekerja, akan dapat memperkuat kehidupan dan mempertinggi kemampuan alami. Dan ada bukti-bukti yang bersifat impresif”.


Maswan, dosen, Pembatu Dekan (PD III) Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara


IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Kontak person : 081325702426, Email. Maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang.
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara



IDENTITAS PENULIS:

Nama : Maswan
Tempat/tgl lahir : Jepara, 21 April 1960
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2 Magister Manajemen
Alamat Rumah : Jerukwangi RT 01/RW VII Bangsri Jepara 59453
Alamat Kantor : INISNU Jepara, Jl. Taman Siswa (Pekeng)Tahunan Jepara
Jln. Taman Siswa (Pekeng) No. 9 Tahunan Jepara Telp/Fax (0291)593132.E-mail:inisnujpa@yahoo.co.id,http\\ www.inisnujepara.ac.id
Kontak person : 081325702426, email: maswan.drs@7gmail.com
Pengalaman menulis: 1. Menulis beberapa artikel dan resensi buku yang terbit di bebepa surat kabar.
2. Menulis beberapa judul buku
Pengalaman bidang Jurnalistik:
1. Pernah menjadi Wartawan dan pengelola surat kabar kampus IKIP Malang (Universitas Negeri Malang).
2. Ketua penyunting Jurnal Ilmih Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara




Tidak ada komentar:

Posting Komentar